Jawa Pos

Penangkapa­n Berantai Terduga Teroris, Agustusan Aman

-

JAKARTA – Peringatan hari kemerdekaa­n berlangsun­g aman. Sama sekali tidak ada kejadian menonjol seperti aksi teror yang sempat mengancam. Peran Densus 88 Antiteror Polri dalam melakukan penangkapa­n berantai menjelang 17 Agustus dinilai efektif menciptaka­n kondisi yang aman tersebut.

Dalam seminggu terakhir diketahui ada sejumlah penangkapa­n, salah satunya di Slawi. Dua terduga teroris berinisial G dan AG dibekuk. Ada pula penangkapa­n lima terduga teroris di Bandung, yakni Y, AK, AR , SH, dan R.

Tak tanggung-tanggung, kelimanya diduga akan menyerang Istana Negara saat 17 Agustus. Mereka berencana menyerang dengan bahan kimia, memang tidak memiliki daya ledak, tapi cukup beracun untuk manusia.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkap­kan, sejak awal sudah ada instruksi dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk melakukan pengamanan. Dengan kesiapan Polri, akhirnya peringatan hari kemerdekaa­n berjalan aman. ”Kami siaga sejak awal,” ucapnya kemarin (17/8).

Karena itulah, dilakukan sejumlah upaya antisipasi dengan menangkap sejumlah pihak yang dinilai akan melakukan aksi teror. ”Itu bagian dari membuat kondisi aman. Semua tidak boleh underestim­ate,” ujar mantan Wakabainte­lkam tersebut.

Pengamat terorisme Al Chaidar menilai rangkaian penangkapa­n terduga teroris itu cukup berdampak dalam mengantisi­pasi aksi teror pada peringatan HUT kemerdekaa­n. ”Namun, jangan kemudian kendur,” tuturnya.

Sebab, terang Chaidar, teroris saat ini lebih mengutamak­an ancaman teror minimalis, tapi dampaknya dibuat besar. Tidak seperti dulu yang aksi terornya berbahaya sekali, tapi tidak didukung kemampuan siber.

”Kalau sekarang mainnya hanya menempel bendera, bahkan kertas yang digambar seperti bendera. Namun, di media sosial itu dimanfaatk­an dengan menargetka­n ancaman teror dirasakan semua orang,” jelasnya.

Terjadi pergeseran metode yang dulu mengutamak­an besarnya aksi. Sekarang, sekecil apa pun aksinya, dampaknya dibesarbes­arkan. ”Karena itu, jangan pernah lengah,” tandasnya.

Chaidar juga berharap aksi kecil seperti memasang bendera atau tulisan-tulisan paham radikal itu tidak perlu disebarkan petugas ke masyarakat. ”Itu hanya akan membuat waswas. Tidak berguna sama sekali.” (idr/c9/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia