Pelajar Italia Diperlakukan Sama
SURABAYA – Ada yang berbeda pada kelas broadcasting 2 (BC2) SMKN 1. Dalam dua pekan terakhir, ada siswi bule yang berpakaian seragam layaknya murid lain. Dialah Camilla Nichetti, siswa asal Cremona, Italia.
Camilla merupakan peserta program pertukaran pelajar American Field Service (AFS). Selama 10 bulan hingga Mei 2018, dia akan bersekolah di SMKN 1. Sebenarnya, Indonesia masuk urutan ke-5 daftar negara pilihannya dalam AFS. Pilihan pertamanya, Republik Dominika. Namun, di Indonesia, khususnya Surabaya, dia juga merasa nyaman.
Kemarin dia juga membaur dalam upacara peringatan Kemerdekaan RI. Bagi Camilla, kegiatan upacara merupakan hal baru baginya. Sebab, di kota asalnya, tidak ada upacara bendera. Meski begitu, Camilla cepat beradaptasi saat mengikuti upacara di sekolah. Pengalaman kemarin merupakan upacara kedua yang diikutinya. ”Yang pertama saat baru kali pertama datang (di SMKN 1),” katanya.
Perempuan yang baru dua pekan di SMKN 1 itu mengaku cukup terkesan selama berada di sekolah. Pun demikian ketika mengikuti upacara bendera. ” Good, like excited,” ujarnya senang.
Menurut Camilla, ada yang berbeda antara bersekolah di SMKN 1 dan sekolah asalnya di Scientific High School Gaspare Aselli, Cremona. Saat bersekolah di SMKN 1, dia harus bangun lebih pagi. Di Cremona dia baru berangkat ke sekolah pukul 07.00. Di SMKN 1 dia harus sudah tiba di sekolah pukul 06.30. Karena itu, dia harus berangkat lebih pagi. ”Jam 05.00 bangun, pasang alarm,” ungkapnya.
Remaja yang tinggal bersama keluarga asuh di kawasan Rungkut tersebut tertarik pada beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Terutama yang berkaitan dengan olahraga seperti voli dan bola basket. Dia berencana bergabung di beberapa ekstrakurikuler itu. ”Bisa juga martial art,” ujarnya.
Waka Humas SMKN 1 Riant Indri menjelaskan, selama di sekolah, Camilla dan siswa lain diperlakukan sama. Camilla mengikuti pelajaran seperti siswa pada umumnya. Jam masuk dan pulang sama.
Sebenarnya, tutur dia, sudah ada beberapa siswa pertukaran pelajar yang datang ke SMKN 1. Hanya, waktunya tidak lama seperti Camilla yang mencapai sepuluh bulan. Camilla sudah diajak berkunjung ke Dinas Pendidikan Jawa Timur. ”Selama ini SMA yang jadi tuan rumah. SMK pun bisa jadi tuan rumah untuk siswa asing,” jelasnya.
Kepala SMKN 1 Bahrun menambahkan, terkait kemerdekaan, dia mengajak 3.049 siswa SMKN 1 untuk mengisinya dengan baik.