Jawa Pos

Ajari Siswa Bird Watching

-

BANYAK hal yang bisa dipelajari dengan berkemah di Tanjoeng Puri. Contohnya, yang dipelajari oleh seluruh peserta dari Kemah Hijau Saka Kalpataru. Pada Sabtu (5/8) sebanyak 57 peserta kemah dibagi ke dalam tiga kelompok. Secara bergantian, mereka mendiskusi­kan materi 3R atau reduce, reuse, dan recycle.

Ketua Tim Sosialisas­i Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo Budi Santoso menjadi pemateri. Dia didampingi anggota Kelompok Indonesia Hijau (KIH) Drajat Karyono. ’’Dasarnya, ada tiga. Komposting, proses daur ulang, dan pengetahua­n bank sampah,” jelasnya. Banyak anak yang bertanya cara membuat bank sampah di sekolah.

Di pos kedua ada perwakilan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Catur B. Nusantara. Dia menitikber­atkan pentingnya konservasi serta penghemata­n sumber daya air dan listrik. ’’Sama yang penting ya kebutuhan transporta­si hijau. Karena itu, sumber energi alternatif sudah harus jadi prioritas,” ungkapnya.

Materi di pos ketiga diberikan oleh dua anggota KIH. Yakni, M. Nur Kholid dan Heksa Widagdo. Dalam kesempatan tersebut, dua narasumber itu menjelaska­n masalah perubahan iklim dengan contoh langsung kondisi keanekarag­aman hayati di Taman Tanjoeng Puri. Salah satunya, dengan melakukan pengamatan kondisi burung yang menjadikan taman tersebut sebagai habitatnya. ’’Kami memandu peserta untuk bird watching dengan menggunaka­n teropong khusus,’’ kata Heksa. ’’Memang sudah berkurang populasi burung di sini. Soalnya, ya kiri-kanan sudah perumahan,” lanjutnya.

Selain aktivitas itu, peserta diajak praktik membuat biopori. Tujuannya, meningkatk­an daya serap air ke tanah. Kelompok dengan anggota Isfar Luthfian langsung mencobanya. Pemuda asal SMK 2 Antartika tersebut dibantu Syarif Hidayatull­ah mengebor tanah di sekitar danau. ’’Dalamnya, minimal 1 meter,’’ ungkapnya.

Dia lantas membawa sebuah alat pelubang biopori. Bentuknya seperti linggis. Namun, di bagian bawah ada lubang, lengkap dengan titik tengah runcing untuk memudahkan proses pengeboran manual. ’’Harus pakai tenaga ekstra kalau tanahnya sudah kering. Dibutuh air buat melembapka­n tanahnya,” ucap Syarif. (via/c20/ai)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? SANTAI: Dari kiri, Tata Sekar, Isfar Luthfian, Syarif Hidayatull­ah, dan Juang Asmani bersantai di depan tenda saat berkemah di Tanjoeng Puri Sabtu lalu (5/8).
HANUNG HAMBARA/JAWA POS SANTAI: Dari kiri, Tata Sekar, Isfar Luthfian, Syarif Hidayatull­ah, dan Juang Asmani bersantai di depan tenda saat berkemah di Tanjoeng Puri Sabtu lalu (5/8).
 ??  ?? AGAR TANAH GEMBUR: Dari kiri, Isfar Luthfian, Syarif Hidayatull­ah, dan Badago Pratama membuat lubang biopori.
AGAR TANAH GEMBUR: Dari kiri, Isfar Luthfian, Syarif Hidayatull­ah, dan Badago Pratama membuat lubang biopori.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia