KPK Tangkap Wali Kota Tegal
Diduga Terima Suap Proyek Kesehatan
TEGAL – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyasar kepala daerah dalam operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap. Kemarin (29/8) giliran Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno yang terjaring OTT setelah diduga menerima suap senilai Rp 300 juta. Uang itu terkait dengan proyek pembangunan gedung intensive care unit (ICU) yang dibiayai dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Kesehatan Rp 16 miliar
OTT terhadap kepala daerah yang akrab disapa Bunda Sitha tersebut berlangsung mendadak. Sekitar pukul 15.00 Masitha memimpin rapat evaluasi capaian kinerja triwulanan dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di Gedung Adipura Kompleks Balai Kota Tegal setelah sempat menerima massa Nahdlatul Ulama (NU) yang melakukan unjuk rasa menolak full day school.
Setelah mengikuti rapat, Mashita menuju Pringgitan yang berlokasi hanya beberapa meter dari Gedung Adipura untuk kembali ke ruang kerjanya. Sekitar pukul 17.30, tiga petugas KPK yang dibantu beberapa anggota kepolisian datang dan langsung membawa Bunda Sitha meninggalkan kompleks balai kota dengan menggunakan mobil petugas. Ruang kerja wali kota pun disegel dengan kertas putih bertulisan KPK.
Tentu saja penangkapan itu mengganggu aktivitas kedinasan Bunda Sitha. Sesuai agenda, pada pukul 19.30 wali kota sedianya menghadiri resepsi HUT Ke-72 Republik Indonesia di Kecamatan Tegal Selatan dan Margadana.
Sebelum membawa wali kota, petugas KPK menyegel kantor RSUD Kardinah Kota Tegal. KPK juga menangkap dua pejabat RSUD milik Pemkot Tegal tersebut. Informasinya, salah seorang pejabat RSUD pelat merah itu berinisial CS. Seorang lagi merupakan koleganya yang mengurusi keuangan di rumah sakit tersebut.
OTT Masitha membuat heboh pegawai di Balai Kota Tegal. Meski demikian, tak satu pun pejabat mau berkomentar. Kepala Bagian Humas dan Protokol Hendiati Bintang Takarini sulit dihubungi. Wakil Wali Kota Tegal Nursholeh belum bisa berkomentar banyak. Dia sedang bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ”Pak Gubernur lagi jumpa pers tentang OTT,” kata Nursholeh melalui pesan singkat.
Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan bahwa ada kegiatan OTT kasus korupsi di Jawa Tengah. Hanya, dia masih irit berkomentar soal OTT tersebut. ”Betul ada OTT di Jateng. Tunggu konpers besok (hari ini, Red),” ujarnya tadi malam.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah menambahkan, OTT tidak hanya dilakukan di Kota Tegal, tapi juga di Balikpapan dan Jakarta. Lima orang diamankan dalam OTT itu. Mereka terdiri atas unsur penyelenggara negara, dalam hal ini wali kota Tegal, dan kelompok swasta. ”Uang yang diamankan ratusan juta,” ucapnya.
Sampai tadi malam (sekitar pukul 22.00), pihak yang diamankan tersebut belum tiba di gedung KPK. Khususnya pihak-pihak yang diciduk dari luar Jakarta, diperkirakan baru tiba hari ini.
Febri menjelaskan, OTT diduga terkait dengan indikasi rasuah di sektor kesehatan. Hanya, penjelasan detail baru bisa diketahui setelah pihak-pihak yang diamankan selesai menjalani pemeriksaan. (tyo/far/nam/yer/fat/c9/agm)