Membangun Kota yang Memanusiakan Manusia
SURABAYA – Meikarta, proyek prestisius besutan Lippo Group, mampu menyerap permintaan dengan pemesanan hingga 100 ribu unit. Padahal, kota baru di kawasan Cikarang tersebut baru sekitar tiga bulan dikenal publik.
Presiden Meikarta Ketut Budi Wijaya menyatakan, pemesanan itu bahkan melebihi penjualan apartemen selama setahun yang mencapai 10–12 ribu. Dia menuturkan, Meikarta mengembangkan community building. Konsep tersebut mensyaratkan pengembangan fasilitas pendukung untuk menghidupkan suatu kawasan.
’’Bukan hanya hunian, tapi mulai komersial dan industrial juga hidup. Ditambah fasilitas seperti pendidikan dan kebutuhan lain,’’ papar Ketut saat berkunjung ke Jawa Pos kemarin.
Meikarta dibangun di atas lahan seluas 500 hektare. Selain hunian, ada kawasan komersial dan industri. ’’Kami juga menyiapkan 100 hektare untuk taman yang dibangun selama empat bulan saja,’’ tuturnya.
Lippo Group berkeyakinan bahwa pengembangan perkotaan mesti menunjang kebutuhan manusia. Direktur PT Lippo Karawaci Tbk Alwi Sjaaf menjelaskan, Indonesia belum memiliki kota yang bisa memenuhi prasyarat itu. Selama ini manusia hanya ditempatkan sebagai penunjang perkembangan kota tersebut.
’’Manusia dipandang sebagai secondary. Dampaknya, manusia menjadi tidak bisa hidup di kota,’’ ujarnya.Karena itu, sudah semes tinya arah pengembangan kota berorientasi kepada manusia. ( res/ c22/ sof)