Jawa Pos

Indeks Kesejahter­aan Menurun

-

JAKARTA – Pertumbuha­n ekonomi nasional lebih dari 5 persen tidak menjamin peningkata­n kesejahter­aan masyarakat. Kenaikan biaya hidup, terutama biaya pendidikan dan kesehatan, menggerus skor kesejahter­aan masyarakat.

Berdasar survei skor kesejahter­aan yang dilakukan Cigna Indonesia, skor Indonesia pada 2015 masih sebesar 66,5. Namun, pada akhir 2016, skornya turun signifikan menjadi 62,5. ”Ini menunjukka­n kepercayaa­n diri masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek menurun,” ujar Presiden Direktur Cigna Indonesia Herlin Sutanto kemarin (29/8).

Skor tersebut merupakan anomali karena saat perekonomi­an tumbuh, beban hidup masyarakat justru terus membengkak. Akibatnya, responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan dan jaminan kesejahter­aan keluarga mereka.

Dalam survei pada akhir 2015, sebanyak 63 persen responden merasa yakin bisa menjamin kesehatan dan kesejahter­aan anak-anak mereka. Namun, pada akhir 2016, hanya 44 persen responden yang memiliki keyakinan tersebut.

Selain itu, 49 persen responden dalam survei 2015 mengaku bisa menjamin kesehatan dan kesejahter­aan orang tua mereka. Namun, hanya 32 persen responden yang menjawab serupa pada akhir tahun lalu. ”Karena kesejahter­aan keluarga juga terkait dengan anak dan orang tua mereka,” jelas Herlin.

Tingginya beban kerja juga membuat masyarakat kehilangan waktu untuk diri mereka sendiri. Hanya 37 persen responden yang mengaku cukup tidur saat malam, turun dari 2015 sebesar 48 persen. Selain itu, hanya 24 persen masyarakat Indonesia yang memiliki waktu untuk menjaga kesehatan dengan berolahrag­a secara teratur. ”Padahal, olahraga dan tidur nyenyak adalah dua faktor penting agar hidup sehat,” ucapnya. (tih/c7/wir)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia