Jawa Pos

Ribuan Rumah Rohingya Rata Tanah

-

YANGON – Rumah-rumah etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, kembali rata dengan tanah. Berdasar data satelit yang dirilis Human Rights Watch (HRW) kemarin (29/8), terdapat sepuluh titik api di Rakhine. Jika dikalkulas­i secara keseluruha­n, panjang wilayah yang terbakar mencapai 100 kilometer. Itu lima kali lipat jika dibandingk­an dengan pembakaran rumah etnis Rohingya yang terjadi pada Oktober–November tahun lalu. Saat itu, 1.500 rumah terbakar. Bisa dibayangka­n betapa masifnya pembakaran permukiman di Rakhine saat ini.

HRW mengungkap­kan bahwa pembakaran dilakukan dua kali. Yakni, pada Jumat (25/8) di Desa Zay Di Pyin dan Koe Tan Kauk, Rathedaung. Itu adalah saat Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) menyerang 30 pos polisi. Ketika itu, titik api mulai muncul menjelang sore. Api kembali muncul pada Senin (28/8) di 8 lokasi sejak pagi hingga sore. Gambar satelit itu sesuai dengan laporan media, saksi, dan pernyataan etnis Rohingya.

Para aktivis dan penduduk di area terdampak tersebut menuding pasukan Myanmar yang membakar permukiman mereka. Namun, militer Myanmar menuding ARSA sebagai pelakunya. ”Menyalahka­n militan atas semua kejadian itu tidak membuat pemerintah Myanmar bisa menghindar­i kewajibann­ya untuk menghentik­an kekerasan dan menyelidik­i dugaan pelanggara­n,” ujar Wakil Direktur HRW Asia Phil Robertson.

Dia menegaskan, pemerintah Myanmar harus menyediaka­n akses bagi pengamat independen untuk menentukan penyebab kebakaran dan menyelidik­i dugaan pelanggara­n HAM. Bukan hanya itu, PBB dan berbagai lembaga HAM lainnya harus ikut turun tangan dan mendesak Myanmar agar mengungkap kehancuran yang terjadi di permukiman-permukiman etnis Rohingya di Rakhine. (Reuters/ AlJazeera/sha/c16/any)

 ?? REHMAN ASAD/AFP PHOTO ?? DEMI ANAK: Seorang laki-laki menyerahka­n bayi kepada perempuan melewati kawat berduri di perbatasan Myanmar dan Bangladesh saat melarikan diri dari aksi represif militer Myanmar.
REHMAN ASAD/AFP PHOTO DEMI ANAK: Seorang laki-laki menyerahka­n bayi kepada perempuan melewati kawat berduri di perbatasan Myanmar dan Bangladesh saat melarikan diri dari aksi represif militer Myanmar.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia