Jawa Pos

Pelaku Pecah Kaca Beraksi Lagi

Sasar Mobil Dokter, Diduga Ulah Kelompok yang Berbeda

-

SURABAYA – Penjahat pembobol mobil dengan modus pecah kaca kambuh lagi. Senin malam (28/8) sebuah mobil Honda Jazz yang diparkir di depan rumah di Jalan Tenggilis Mejoyo Utara menjadi sasaran pelaku.

Pembobol memecahkan kaca mobil sisi kanan bagian belakang. Sebuah tas cangklong berisi sejumlah barang penting digasak pelaku. Antara lain kunci rumah, kunci mobil, sejumlah kartu identitas, flash disk, dan charger handphone.

Kapolsek Rungkut Kompol Dwi Heri menyatakan, pemilik mobil tersebut adalah IPA, warga Kalirungku­t. Saat kejadian, korban yang merupakan seorang dokter di rumah sakit pelat merah itu sedang tidak berada di rumah. Mobilnya diparkir di depan rumah.

Korban pergi tidak lama. Hanya sejam. Nah, saat kembali sekitar pukul 22.00, dia mendapati kaca mobil silver tersebut pecah. Korban lantas melapor ke Polsek Rungkut.

Heri menjelaska­n, berdasar olah tempat kejadian perkara (TKP), diketahui alarm mobil tidak berbunyi saat kejadian. Juga tidak ada kamera CCTV ( closed circuit television) yang merekam aksi para penjahat itu. Petugas lantas memeriksa sejumlah orang di sekitar TKP.

Berdasar hasil pemeriksaa­n sejumlah saksi, polisi menyimpulk­an bahwa gaya permainan kelompok yang menyasar mobil IPA berbeda dengan aksi pecah kaca di Mulyorejo yang dialami Fuad Benardi, putra sulung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i, awal Agustus lalu. ”Beda kelompok,” ucap Heri

Perbedaan mendasar ada pada jejak yang ditinggalk­an para bandit, yakni sejumlah bekas di sekitar kerangka kaca mobil. Pada kasus yang menimpa IPA, pecahan kaca berukuran sedang dan sedikit yang berukuran kecil. Heri menduga pelaku tidak menggunaka­n linggis atau busi. ”Entah alat apa, langsung pecah rata semua,” ujarnya.

Pada kasus yang terjadi tiga pekan lalu di Mulyorejo, diduga kuat pelaku menggunaka­n linggis. Sebab, terdapat sejumlah bekas congkelan di bagian kerangka kaca.

Sekadar untuk diketahui, jika ukuran pecahan kaca besar, alat yang digunakan adalah benda tumpul atau linggis. Jika ukurannya kecil atau pecah berkeping-keping, alat yang biasa digunakan adalah busi motor.

Meski kerugian materiil yang diderita korban tidak seberapa, polisi tetap berfokus mengejar pelaku. Apalagi, Heri mengaku telah mengantong­i sejumlah ciri utama para pelaku. Hasil olah TKP yang sudah dilakukan pada Selasa dini hari (29/8) menjadi modal utama. ”Kejahatan pasti ninggalin jejak. Kami sudah kantongi semua,” kata Heri.

Kejadian itu menambah daftar insiden pecah kaca di area Surabaya Timur. Perburuan polisi hingga kini belum membuahkan hasil. Berdasar data yang dimiliki Jawa Pos, dalam sebulan terakhir telah terjadi insiden serupa empat kali. (mir/c9/fal)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia