Mau Cek Hewan Kurban, Bisa Undang Pengawas
SIDOARJO – Untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi prima, pemkab menerjunkan 200 pengawas. Ada mahasiswa, ada pula dokter. Kemarin (29/8) mereka mendengarkan paparan dari dokter hewan Nenny Harijani yang juga dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Universitas Airlangga.
’’Pemeriksaan menghindari konsumen mendapatkan hewan kurban yang sakit,’’ ujar Nenny di kantor Dinas Pangan dan Pertanian (DPP) Sidoarjo.
Tim pengawas juga harus mewaspadai beberapa penyakit yang rawan menyerang hewan kurban. Salah satunya, antraks. Penyakit mematikan itu sering menyerang sapi. Tanda-tandanya adalah demam tinggi, badan gemetar, dan sempoyongan.
’’Ketika melihat gejala tersebut, hewan itu harus segera diperiksa,’’ kata Nenny. Penyakit lain adalah cacing hati atau fasciola hepatica. ’’Untuk membuktikan, ambil pisau, lalu sayat dagingnya. Kalau cacing hati, pasti langsung ada tanda gerakan,’’ tuturnya.
Ketika mendapati daging yang tidak layak dikonsumsi, petugas harus melarang daging tersebut dibagikan kepada warga. ’’Daging harus dibuang,’’ tegas Nenny.
Kepala Bidang Peternakan DPP Sidoarjo Bambang Erwanto mengatakan, warga harus selektif dalam memilih hewan kurban. Sebab, mayoritas hewan kurban berasal dari luar Sidoarjo. Yakni, Probolinggo, Lamongan, Tuban, dan Pasuruan. ’’Bagi warga yang ingin melihat kesehatan hewan kurban yang sudah dibeli, kami menyediakan petugas yang bisa mengecek,’’ jelasnya. (aph/c7/pri)