Jawa Pos

Ngaku BIN, Belajar dari Internet

-

SIDOARJO – Kerja Mustari Serra Adisurya dalam mencari uang benar-benar nekat. Berdasar hasil penyelidik­an polisi, pria yang mengaku-aku anggota Badan Intelijen Negara (BIN) itu sering mengintimi­dasi korban. Targetnya tentu saja uang. Untuk memeras sasaran, lelaki 64 tahun tersebut menawar sampai mendapatka­n uang.

”Semula meminta Rp 20 juta. Namun, korban tidak sanggup. Akhirnya, turun menjadi Rp 10 juta. Daripada tidak jadi transaksi,” kata Mustari yang berasal dari Desa Gamping, Krian, di Mapolresta Sidoarjo kemarin (29/8).

Mustari menyatakan, penipuan berkedok BIN itu dirancang seorang diri. Sebelumnya, polisi juga mengamanka­n Ramli Ahadi Putra. Namun, akhirnya dia dilepas. ”Dia hanya saya ajak untuk menemani,” ucapnya.

Ide menjalanka­n aksi tipu-tipu tersebut dipelajari dari dunia maya. Mustari yang berstatus ketua salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) memanfaatk­an jabatannya. Dia membuat surat sendiri seolaholah LSM yang dipimpinny­a merupakan mitra kerja BIN. ”Direkayasa seakan tugasnya adalah merekrut masyarakat yang ingin menjadi anggota BIN,” terangnya.

Mustari lupa jumlah korban yang menjadi sasarannya. Yang jelas, dia mencari sasaran secara acak dengan cara membaur dengan masyarakat. ”Kalau sudah dapat uang, langsung menghilang. Ganti nomor telepon,” ujarnya.

Kasatreskr­im Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris menyatakan, pihaknya sudah berkoordin­asi dengan anggota BIN asli. Mereka membantah bahwa LSM pimpinan tersangka merupakan rekan kerja. ”Hanya akal-akalan pelaku untuk menipu korban,” jelasnya.

Sebagaiman­a pernah diberitaka­n, petugas gabungan yang dipimpin anggota BIN Cahyono Cahya mengamanka­n pelaku penipuan dengan modus menyaru anggota BIN pada Jumat lalu (25/8). Penyergapa­n dilakukan di sebuah warung di Jalan Bypass Krian. Barang bukti yang diamankan adalah beberapa berkas BIN palsu dan uang Rp 10 juta yang diserahkan korban.

Modus penipuan pelaku adalah mengaku sebagai koordinato­r tenaga muda pengumpul data dan informasi BIN di Jatim dan Bali. Tugasnya merekrut masyarakat menjadi anggota BIN. Nah, salah satu yang menjadi korbannya Umar Faris.

Dalam aksinya, pelaku melontarka­n janji-janji. Mulai jenjang karir sampai wewenang Faris. Korban yang awalnya tidak tertarik kemudian meminta waktu. Korban lantas mengabarka­n tawaran itu kepada tetangga sekitar. Akhirnya, kabar hoax tersebut terdengar anggota BIN asli. (edi/c6/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia