Jawa Pos

Kembangkan Tinju dan Muay Thai

-

BERGABUNG dengan ekskul wushu, siswa tetap bebas berkreasi. Terutama bagi mereka yang sebetulnya kurang pas belajar bela diri yang satu ini. Tenang, masih ada kesempatan belajar bela diri yang lain. Tinju dan muay thai, misalnya.

Memang, menurut pelatih ekskul wushu Achmad Kiromi, tidak semua anak menguasai kemampuan wushu. Contohnya, anak yang lemah dalam teknik tendangan.

Tendangan dalam wushu, menurut Kirom, harus tinggi, bahkan hingga nengenai kepala lawan. Hal tersebut memunculka­n kesulitan bagi sebagian anggota. Biasanya, Kirom akan mengarahka­n anak itu ke tinju. ”Karena kadang mereka lebih menguasai teknik pukulannya,” ucapnya.

Berbeda dengan wushu yang menuntut kelenturan, tinju tidak demikian. Para anggota hanya perlu menguasai teknik pukulan. Hal tersebut rupanya pas untuk mewadahi siswa yang tidak jago menendang atau menangkis layaknya di wushu.

Lain cerita dengan muay thai. Jenis bela diri itu, tutur Kirom, justru lebih komplet dari wushu. Seluruh tekniknya sama. Hanya, ditekankan pada teknik tendangan lutut dan siku. Tentu, jenis tersebut justru pas bagi mereka yang jago menguasai teknik tendangan.

Kirom mengungkap­kan, pengembang­an itu bertujuan mewadahi seluruh kemampuan siswa. Sebab, tidak semua murid memiliki kemampuan yang seragam. Terbukti, tidak semua anggota ekskul tersebut meraih juara di bidang wushu.

Salah satunya, Brian Jovanno. Siswa kelas VIII itu mengaku kesulitan menguasai teknik tendangan. Karena itu, kini dia getol berlatih tinju. Terbukti, Jovan menggondol juara I dalam Kejurda 2017 dalam cabor tinju. (kik/c20/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia