Rumah Janda Tua Masih Merana
Sudah Diusulkan 3 Tahun, Belum Dapat Bantuan Bedah Rumah
GRESIK – Siapakah yang paling layak dibantu? Meski bergulir sejak 10 tahun silam atau 2007, program bantuan bedah rumah masih terhadang masalah klasik: penentuan prioritas penerima bantuan.
Saat ini masih banyak rumah yang sejatinya sangat perlu direhab, tetapi ternyata belum tersentuh bantuan. Sebaliknya, bangunan yang kualitasnya masih lebih baik malah dapat jatah lebih dahulu.
Ada informasi dari Dusun Ngering, Desa Sukoanyar, Kecamatan Cerme. Warga tengah mencari sumbangan kepada donatur di desa tersebut. Sumbangan itu hendak digunakan untuk merehab rumah Asrep, 57. Kondisi tempat tinggal janda tersebut sangat memprihatinkan.
Rumah bertiang kayu. Dinding terbuat dari tripleks dan anyaman bambu. Karena sudah lapuk, sejumlah dindingnya jebol. Warga kampung terpaksa mencari donatur. Sebab, sebenarnya rumah Asrep telah diusulkan sebagai penerima bantuan bedah rumah. Tiga tahun berturut-turut.
”Sampai saat ini belum tereali sa si,” kata Umi Kulsum, perwakilan warga.
Padaha l , kata dia, pegawai pemkab sudah berkali-kali melakukan survei untuk program bedah rumah. Temuan serupa terjadi di wilayah pantura. Masih banyak rumah warga yang rusak, tapi masih masuk daftar tunggu. Sementara itu, yang kondisinya lebih baik malah dapat duluan.
”Seharusnya, ada skala prioritas,” kata anggota DPRD Gresik Asroin Widyana.
Kepala Bappelitbangda Tugas Husni mengatakan, anggaran program bedah rumah yang disiapkan pemkab belum sebanding dengan jumlah rumah yang perlu diperbaiki. ” Jadi, program ini harus dilakukan bertahap,” katanya.
Menurut data pemkab, hingga saat ini, jumlah rumah yang belum layak mencapai 37 ribu unit. Jumlah itu tidak sebanding dengan jatah program bedah rumah. Pada 2017, pemkab mengalokasikan dana untuk merehab 796 unit rumah. Jumlah itu berpotensi bertambah menjadi 1.000 unit jika usul tambahan lewat perubahan APBD 2017 disetujui. (ris/c6/roz)