Jawa Pos

Mayoritas Puskesmas Perbatasan Selesai Dibangun

Tapi, Masih Banyak Fasilitas Kesehatan Kekurangan Dokter

-

JAKARTA – Pemerintah mengklaim, mayoritas fasilitas kesehatan baru di kawasan perbatasan telah selesai dibangun atau direnovasi. Tapi, tidak ada jaminan bahwa pada akhir tahun ini, target 124 puskesmas anyar atau yang sudah dibenahi dari Sabang sampai Merauke bakal tercapai.

”Menurut laporan, sudah 80 persen terselesai­kan,” ucap Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementeria­n Kesehatan Agus Rahum.

Kalau kemudian tak ada jaminan bisa selesai 100 persen, menurut Agus, penyebabny­a tingkat kesulitan di masingmasi­ng daerah berbeda. Misalnya, akses jalan yang sulit membuat bahan baku membutuhka­n waktu dan biaya lebih untuk diangkut.

Untuk proyek di kawasan tapal batas negara tersebut, pemerintah menggelont­orkan dana Rp 1,2 triliun. Dana itu dibagi dalam beberapa jenis pembanguna­n. Untuk pembanguna­n total, misalnya, diberikan anggaran hingga Rp 13 miliar. Tapi, ada pula yang tak perlu membangun baru. Hanya renovasi atau penambahan ruangan.

Ironisnya, saat pembanguna­n atau pembenahan tengah getol dilakukan, masih banyak puskesmas yang tidak memiliki dokter. Menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, jumlahnya tercatat 688 puskesmas. Total keseluruha­n puskesmas di kawasan terpencil Indonesia mencapai 2.052.

Padahal, di Indonesia terdapat 84 fakultas kedokteran. Menurut data Kementeria­n Kesehatan, setiap tahun fakultas tersebut meluluskan sekitar 10 ribu hingga 12 ribu dokter.

”Sejak program inpres (dokter wajib ke daerah, Red) dicabut, jadi tidak banyak yang mau ke daerah,” tutur Nila.

Namun, jika pemerintah mewajibkan program inpres untuk seluruh dokter baru, Nila mengaku keuangan negara tidak sanggup. ”Sebagai langkah cepat, kami ada program Nusantara Sehat,” kata Nila.

Nusantara Sehat merupakan program pengabdian tenaga kesehatan ke seluruh Indonesia. Bukan hanya dokter, melainkan juga tenaga kesehatan yang lain. (lyn/c6/ttg)

Sejak program inpres (dokter wajib ke daerah, Red) dicabut, jadi tidak banyak yang mau ke daerah.” NILA F. MOELOEK Menteri Kesehatan

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia