Jawa Pos

Sering Lantunkan Tembang Nelongso ketika Kangen Rumah

Meski berada di sel penjara, warga binaan penghuni Lapas Kelas II-A Kediri bisa tetap produktif. Termasuk menyalurka­n bakat seninya.

- DINA ROSYIDHA, Kediri

SUASANA jam besuk Lembaga Pemasyarak­atan (Lapas) Kelas II-A Kediri tampak berbeda Sabtu kemarin (2/9). Biasanya aula hanya dipenuhi suara keluarga yang bercakap-cakap dengan narapidana (napi) atau tahanan.

Namun, siang itu ada hiburan pengiring. Suara gamelan ditabuh beriringan dengan kendang dan demung. Sesekali diselingi suara gong. Alunan musik campursari pun mengalun dari alat-alat musik tersebut. Sehingga memunculka­n suasana yang hangat mengisi udara aula lapas. ”Kami memang sering tampil ketika jam-jam besuk di hari Sabtu,” ujar Sutrisno, ketua karawitan Lapas Kelas II-A Kediri, kepada Jawa Pos Radar Kediri.

Sutrisno sendiri baru bergabung dengan grup karawitan sejak masuk lapas pada 2015. Dia sebelumnya guru tari. Karena itu, dia seperti menemukan dunianya meski berada di balik tembok tinggi penjara. Pria 50 tahun tersebut memanfaatk­annya dengan baik. ”Di sini alat-alat musik karawitan sudah lengkap. Saya sangat bersyukur karena hari- hari menjadi tidak membosanka­n,” tambah pria asli Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, itu.

Apalagi, sebelumnya Sutrisno adalah seniman. Selain memiliki sanggar tari, pria berkacamat­a tersebut mahir memainkan berbagai jenis alat musik karawitan. Karena itulah, saat di lapas dia mencoba mengajak para napi yang memiliki hobi sama untuk menggalakk­an karawitan. ”Tidak sulit mengondisi­kan temanteman. Sebab, sebelum masuk lapas, mereka sudah bisa memainkan alat musik,” bebernya saat ditemui di lapas.

Meski demikian, Sutrisno berusaha semakin memacu rekan-rekan napi lain untuk kian berkembang. Misalnya kepada Priyo. Pria yang menjadi wakil ketua grup karawitan tersebut awalnya hanya bisa menabuh kendang. ”Sekarang dia sudah bisa beberapa alat musik sekaligus. Salah satunya demung,” katanya.

Hingga saat ini total anggota aktif grup karawitan campursari Kiai Sapu Jagat mencapai 17 orang. Meski demikian, banyak napi lain yang juga menyukai seni gamelan Jawa walau tidak bisa memainkan alat-alat musiknya. ”Terutama para napi yang sudah tua. Mereka terlihat sangat menikmati alunan musik yang kami mainkan,” urai pria yang sebentar lagi masa tahanannya habis tersebut.

Meski napi sering digambarka­n sebagai sosok yang berandalan dan tidak bisa diatur, Sutrisno tidak kehilangan cara memotivasi mereka agar mau mempelajar­i hal baru. Salah satu caranya ialah mengingatk­an mereka betapa keahlian itu perlu. ”Kamu kalau nggak bisa apa-apa nggak payu

tuturnya menirukan saat-saat dirinya memotivasi rekan-rekan napi.

Hasilnya, ada banyak napi yang termotivas­i, termasuk Priyo. Bahkan, kini pemuda 32 tahun tersebut juga mahir membuat syair-syair lagu. Apalagi ketika dia sedang suntuk di sel ruang tahanan. Pelampiasa­nnya adalah menumpahka­nnya pada syair lagu. ”Ada banyak yang sudah dibuat. Dulu yang paling sering dibawakan judulnya Nelongso,” terang Priyo yang kemarin ikut berbincang dengan wartawan koran ini. Tembang itu kerap dinyanyika­n tatkala kangen rumah.

Meski oleh Sutrisno ditekan agar mau mempelajar­i hal-hal baru di dunia musik karawitan, Priyo merasa tidak terbebani. Dia menyadari bahwa perkataan Sutrisno benar. Semakin banyak keahlian yang dimiliki, dirinya akan semakin berharga. ”Sekarang bisa banyak hal. Di lapas juga jadi tidak stres,” ucap pria asli Kandangan tersebut.

Puguh Joko Santoso, petugas bagian ketenteram­an dan ketertiban Lapas II-A Kediri, bahkan ikut serta dalam grup karawitan yang diketuai Sutrisno itu. Pihak lapas memang sangat mengakomod­asi setiap potensi para napi. Termasuk di bidang seni musik tradisiona­l Jawa.

Selain sebagai wahana para napi menyalurka­n hobi, suasana lapas jadi lebih kondusif. Para napi menjadi tidak mudah stres sehingga psikologis mereka stabil dan terjaga. Bahkan, ada keahlian baru bagi napi. Yang sebelumnya tidak bisa memainkan alat musik tertentu kini menjadi bisa menguasai beberapa alat musik sekaligus. ”Sangat positif. Makanya, akan kami terus wadahi apa yang menjadi bakat dan minat para warga binaan,” tegasnya. (*/ndr/c9/diq)

 ?? DINA ROSYIDHA/JAWA POS RADAR KEDIRI ?? larang,” OLAH SENI: Sutrisno (dua dari kanan) bersama rekan-rekannya sesama warga binaan memainkan gamelan di aula lapas kemarin.
DINA ROSYIDHA/JAWA POS RADAR KEDIRI larang,” OLAH SENI: Sutrisno (dua dari kanan) bersama rekan-rekannya sesama warga binaan memainkan gamelan di aula lapas kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia