Jawa Pos

Bimbing Siswa Tentukan Karir

Berkecimpu­ng di bidang psikologi dan bimbingan konseling membuat Eka Erawati belajar mengenal karakter orang lain. Terutama para siswanya di SMPN 6. Eka tergerak untuk memberikan solusi atas permasalah­an belajar maupun rencana minat karir murid-muridnya d

-

SEBENARNYA, guru BK (bimbingan dan konseling) memiliki empat bidang layanan kepada murid. Yakni, layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. ”Empat layanan itu yang tidak begitu dikenal siswa. Jadi, mereka melihat guru BK seolah menyeramka­n,” katanya.

Perempuan yang lahir di Purbalingg­a, 20 Agustus 1983, itu menuturkan, guru BK perlu berinovasi memperkena­lkan diri kepada para peserta didik. Dengan bgitu, para pelajar punya kepercayaa­n untuk datang dan bercerita kepada guru BK. ”Tanpa diminta atau direkomend­asikan wali kelas, mereka bisa datang sendiri ke BK,” tuturnya.

Banyak hal yang bisa disampaika­n kepada guru BK. Baik masalah pribadi maupun masalah belajar. Tak terkecuali tentang karir. Memang, para siswa masih duduk di bangku SMP. Mereka mungkin beranggapa­n masih jauh untuk bicara karir masa depan.

Terkait dengan hal itu, Eka punya terobosan tersendiri. Hal itu terinspira­si program capacity teacher training yang dia ikuti di Dong-Eui University, Busan, Korea, pada 2014. Dalam program kerja sama Pemkot Surabaya dan Pemkot Busan yang berlangsun­g selama sebulan tersebut, Eka mengenal tentang free learning semester (FLS).

Program FLS di Korea, jelas dia, dilaksanak­an pada jam setelah sekolah. Siang hingga sore. Para siswa dibebaskan dari jam mata pelajaran. Terutama bagi murid kelas VII.

Para siswa diajak untuk menentukan bakat dan minat demi mengetahui tujuan arah karir di masa depan. Mereka dipandu mengenal berbagai jenis profesi dan pekerjaan. Dengan begitu, siswa tidak bingung dalam menentukan arah karirnya.

Caranya, para siswa diajak ke suatu tempat. Ada banyak jenis profesi yang bisa ditemui di tempat tersebut dan bisa menginspir­asi para pelajar. Eka mengadopsi langkah itu dengan menyesuaik­an situasi dan kondisi di sekolah.

Lantaran tiap tahun siswa ikut pertanding­an Developmen­tal Basketball League (DBL), Eka memberi mereka tugas. Terutama siswa kelas VIII dan IX. ”Saya minta silakan ke DBL, list ada berapa macam profesi di sekitar DBL Arena,” ujarnya.

Desain pembelajar­an itu menjadi juara I lomba Rencana Program Pembelajar­an (RPP) Dispendik Kota Surabaya pada 2016. Tentu, ada ratusan profesi di lingkungan DBL Arena. Ada pemain basket, wasit, reporter, kamerawan, dan sebagainya. Belum lagi di gedung Graha Pena dan sekitarnya.

Yang pasti, melalui BK, Eka mengintegr­asikan minat dan hobi anak. Juga, menyinergi­kan dengan target dari BK. ”Jadi, contextual learning, bukan sekadar ceramah di kelas,” katanya. (puj/c7/nda)

 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? DEKAT: Guru BK SMPN 6 Eka Erawati (tengah) menengahi Danixa Rike (kiri) dan Daffa Vaieq yang berebut pensil di kelas. Eka berusaha mendalami dunia remaja.
GHOFUUR EKA/JAWA POS DEKAT: Guru BK SMPN 6 Eka Erawati (tengah) menengahi Danixa Rike (kiri) dan Daffa Vaieq yang berebut pensil di kelas. Eka berusaha mendalami dunia remaja.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia