Jawa Pos

Telaga Kering, Ganti Air Galon

Cara Darurat Warga Penuhi Kebutuhan

-

GRESIK – Desa-desa mulai kritis. Dua bulan tanpa hujan, sejak Juli, mengakibat­kan sumbersumb­er dan penampunga­n air yang selama ini menjadi tumpuan konsumsi kering. Penduduk kekurangan air bersih.

Kondisi tersebut menimpa Desa Dampaan, Kecamatan Cerme. Enam sumber air di desa itu sudah kering, terutama telaga. ”

(Airnya benar-benar kering sejak dua minggu lalu, Red),” ujar Kasi Ekonomi dan Pembanguna­n Desa Dampaan Mukminin kemarin.

Menurut dia, sehari-hari telaga desa tersebut merupakan sumber andalan untuk kebutuhan konsumsi air warga. Berdasar pantauan

telaga itu memiliki luas 1 hektare dengan kedalaman 2,5 meter. Kini yang tersisa hanya tanah yang retak-retak. Kering kerontang dipapar sinar matahari.

”Ini (telaga, Red) penting untuk minum,” tuturnya. Dalam kondisi normal, air telaga tersebut sangat jernih. Sebelum diminum, airnya diendapkan beberapa jam, kemudian dimasak.

Kepala Desa Dampaan Imam Ashari menceritak­an, sejak sumber air itu kering, warga beralih mengonsums­i air mineral. Mereka membeli air kemasan atau galon isi ulang. Opsi lainnya, warga membeli air PDAM dari desa tetangga, Desa Guranganya­r. Setiap delapan jerikenj berhargag Rpp 15 ribu.

Setiap musim kemarau, Desa Dampaan merupakan salah satu wilayah yang langganan paceklik air bersih. Namun, yang ironis, desa itu termasuk desa terdampak banjir saat musim penghujan.

Warga sangat berharap ada solusi untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya, membuat pipanisasi. Pipa akan dipasang dari sumbersumb­er air menuju rumah-rumah warga.

Untuk merealisas­ikan hal itu, terang Imam, desanya membutuhka­n sambungan pipa sampai 1.500 meter. Anggaranny­a kurang lebih Rp 200 juta. ”Kami sangat membutuhka­n bantuan ini (pipanisasi, Red) agar tidak begini terus setiap tahun,” ungkapnya.

September ini diketahui kekeringan mulai melanda 32 desa yang berlokasi di wilayah Kecamatan Cerme, Duduksampe­yan, Balongpang­gang, Benjeng, Kedamean, Bungah, Sidayu, dan Dukun.

Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik telah menyiapkan penyaluran air. Rencananya, air mulai dilakukan hari ini (3/9) atau Selasa (4/9). BPBD sudah berkoordin­asi dengan pihak desa untuk menyuplai air. ”Itu terkait dengan lokasi suplai air agar masyarakat sekitar mudah menjangkau­nya,” jelas Kepala BPBD Gresik Abu Hasan kemarin.

Bisa dibilang, dropping air bersih adalah kegiatan tahunan BPBD Gresik. Itu menjadi solusi jangka pendek untuk mengatasi krisis air bersih. ’’Padahal, untuk mengatasi krisis air, dibutuhkan solusi jangka panjang,” kata Abu Hasan.

Menurut Abu, ada dua hal yang bisa ditempu puh pemerintah. Salah satunya, membangun ge geolistrik di desa-desa yang rentan kekeringan. Ju Jumlahnya sekitar 32 desa di delapan kecamatan. G Geolistrik semacam sumur-sumur bor yang di dilengkapi dengan pipa tersambung ke rumahru rumah warga. Dengan bantuan listrik, sumber it itu Solusi bisa lainnya, mengalir membangunk­e rumah warga. himpunan penggu guna air minum (hipam) di desa-desa. Fasilitas te tersebut semacam ’’PDAM lokal” bagi desa. Hi Hipam sudah terbangun di beberapa desa. Salah sa satunya, di Desa Kesamben Kulon, Driyorejo. ’’H ’’Hipam bisa menjadi BUMDes bagi desa,” ungkap Ab Abu Hasan. (mar/c20/c24/roz)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS UMAR WIRAHADI/JAWA POS ?? Banyune garing sring ket rong minggu wingi Pos, Jawa dropping PECAH-PECAH: Kondisi telaga Desa Dampaan, Kecamatan Cerme, yang biasanya penuh air kini sudah kering kerontang.
UMAR WIRAHADI/JAWA POS UMAR WIRAHADI/JAWA POS Banyune garing sring ket rong minggu wingi Pos, Jawa dropping PECAH-PECAH: Kondisi telaga Desa Dampaan, Kecamatan Cerme, yang biasanya penuh air kini sudah kering kerontang.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia