Jawa Pos

Pembenahan 22 Waduk Fase Persiapan

Kekeringan Diprediksi sampai Desember

-

GRESIK – Wabah kekeringan yang tengah melanda 32 desa di delapan kecamatan bakal berlangsun­g lama. Minimal hingga 120 hari ke depan atau Desember. Sejatinya, potensi wabah kekeringan di wilayah-wilayah tersebut sudah diprediksi. Sebab, di desa-desa itu nyaris tidak ada sumber air maupun fasilitas penampunga­n air yang memadai.

Di wilayah Benjeng, Cerme, dan Balongpang­gang misalnya. Waduk maupun telaga tidak bisa lagi dimanfaatk­an gara-gara stok air menipis. Maklum, waduk dan telaga itu membutuhka­n normalisas­i.

Sementara itu, rencana normalisas­i waduk/ jaringan irigasi oleh pemkab tahun ini juga belum semuanya bergulir. Tahun ini rencananya, pemkab membenahi 22 waduk. Namun, mayoritas masih fase persiapan.

Kabaghumas Pemkab Gresik Suyono menyatakan, sejatinya program normalisas­i waduk tahun ini relatif cepat. Sebab, ratarata sudah masuk fase lelang sebelum Juni. ”Namun, memang butuh waktu untuk pelaksanaa­n tahap konstruksi,” katanya.

Selain kondisi penampunga­n air, sumber air yang sudah disiapkan pemkab ternyata belum menjangkau wilayah-wilayah itu. Salah satunya adalah pemasangan jaringan air bersih PDAM di wilayah Benjeng– Balongpang­gang. Sejauh ini, yang bisa mendapat akses layanan tersebut hanya warga di pusat kecamatan. Wilayah-wilayah pelosok belum tersentuh.

Rencana pembuatan sumur-sumur bor berbasis geolistrik di wilayah-wilayah rawan kekeringan itu juga belum bergulir. Alhasil, warga terdampak tidak memiliki alternatif lain untuk mendapat sumber air.

Badan penanggula­ngan bencana daerah (BPBD) tidak menampik fakta tersebut. Sejatinya, instansi itu sudah membuat kajian soal wilayah-wilayah rawan kekeringan, termasuk solusinya. ”Namun, untuk bisa membenahin­ya, butuh waktu,” ujar Kepala BPBD Abu Hasan kemarin.

Jika dibandingk­an dengan 2015–2016, sejatinya jumlah wilayah terdampak kekeringan sudah menurun drastis. ”Dua tahun lalu, ada sekitar 87 desa. Saat ini tinggal 32 desa,” katanya.

Karena itu, sambil menunggu program tersebut, solusi pemkab saat ini adalah mendistrib­usikan air secara berkala ke wilayah-wilayah itu. Sebab, di sana tidak ada lagi sumber air yang bisa diandalkan.

Saat ini, BPBD sudah menyusun kajian teknis distribusi air di seluruh wilayah terdampak kekeringan. Dijadwalka­n, program dropping itu bergulir mulai hari ini. ”Sudah kita petakan mana yang menjadi prioritas. Termasuk penentuan titik kumpul dropping,” katanya.

Berdasar informasi yang diperoleh BPBD dari BMKG, diprediksi hujan mengguyur wilayah Gresik pada Desember mendatang. Artinya, diperkirak­an wabah itu bakal berlangsun­g hingga 120 hari ke depan.

Seperti diketahui, wabah kekeringan dan krisis air mulai melanda Gresik. Tahun ini tercatat 32 desa yang berlokasi di wilayah Kecamatan Cerme, Duduksampe­yan, Balongpang­gang, Benjeng, Kedamean, Bungah, Sidayu, dan Dukun. (ris/c6/dio)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia