Jawa Pos

Laki-Laki Nganggur, Istri Tidak Sabar

-

RATUSAN perkara cerai diterima dan diputus setiap bulan oleh Pengadilan Agama (PA) Gresik. Pemicu atau penyebab yang paling dominan adalah masalah ekonomi ( lihat grafis). Istiqomi, panitera muda hukum PA Gresik, mengungkap­kan bahwa penyebab utama perceraian masih seputar persoalan ekonomi.

Dari ratusan sidang yang pernah diselengga­rakan, lanjut dia, faktor perceraian tidak terlepas dari rendahnya pendidikan. ’’Mayoritas laki-laki masih berpendidi­kan rendah sehingga susah mencari kerja. Sementara anak sudah banyak, nggak cukup memenuhi kebutuhan,’’ katanya.

Istiqomi menambahka­n, jika pihak perempuan mengajukan gugatan cerai, biasanya ada faktor ketidaksab­aran. ’’Pihak perempuan sering tidak sabar dan buru-buru minta cerai saat suaminya belum dapat pekerjaan yang sesuai,’’ ucapnya.

Dulloh, panitera PA Gresik, mengatakan bahwa meninggalk­an salah satu pihak menjadi salah satu penyebab tertinggi perceraian selain masalah ekonomi. ’’Biasanya, kalau yang pergi nggak kembali itu kebanyakan yang kerja di luar negeri. Atau, bisa jadi ada orang ketiga, lantas istri atau suaminya yang sah ditinggal begitu saja,’’ tuturnya.

Hal itu dirasakan Dara (samaran). Perempuan yang menjanda sejak 2016 tersebut mengajukan gugatan cerai setelah tiga tahun berturut-turut tidak dinafkahi suaminya. ’’Pergulatan­nya lama sebelum akhirnya memutuskan cerai,’’ paparnya.

Dara yang menikah pada 2012 juga dikihianti suami yang berselingk­uh dan kerap tidak pulang. Kini Dara menghidupi anak semata wayangnya yang berusia 4 tahun dengan menjadi penyanyi dan pengajar musik.

Lain lagi kisah perceraian yang dialami Mimi (nama samaran). Perempuan 32 tahun itu harus mengikhlas­kan rumah tangganya yang dibangun pada 2007 berakhir di meja hijau tahun lalu. (hay/c15/dio)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia