Jawa Pos

Tidak Hilang, tapi Pindah Tempat

-

SURABAYA – Sejak ditindak pada akhir Juli lalu, aktivitas balap liar di area Kedungcowe­k menurun. Bahkan, terpantau nihil. Namun, para bocah mbeling itu tidak berarti mogok balapan, tetapi berpindah lokasi.

Dalam dua bulan terakhir, terpantau aksi balapan jalanan tersebut pindah ke area Bangkalan. Tepatnya di ujung utara Jembatan Suramadu.

Akhir Agustus silam, aktivitas liar tersebut menelan tiga korban jiwa. Seorang joki dan dua penonton tewas di area finis saat merayakan kemenangan. Saat itu (27/8) sedang diadakan adu cepat kuda besi bernilai Rp 65 juta antara dua bengkel dari Sidoarjo dan Nganjuk.

Kasatlanta­s Polrestabe­s Surabaya AKBP Adewira Negara Siregar menyadari situasi tersebut. Menurut dia, kunci utama untuk menekan aktivitas yang sangat berbahaya itu adalah pencegahan dan pembuatan ruang-ruang yang legal. Artinya, polisi akan terus melakukan patroli. Terutama menjelang hari-hari favorit para pembalap jalanan tersebut, yakni Jumat–Minggu. ”Kita muter terus waktu malam,” ujar Adewira.

Ruang legal bagi para pemuda tersebut adalah dengan menyiapkan fasilitas arena dan perlengkap­an keselamata­n. Perlu ada program khusus yang bisa mewadahi hobi mereka.

Ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia Jawa Timur Bambang Haribowo menyatakan, pihaknya telah mengadakan sejumlah balap resmi di Surabaya. Tujuannya mengedukas­i orang-orang agar masuk ke arena balap resmi. (mir/c6/fal)

 ?? ARYA DHITYA/JAWA POS ?? ADU CEPAT: Dua pemuda menggeber motor saat balapan di Jalan Kedungcowe­k pada 23 Juli lalu.
ARYA DHITYA/JAWA POS ADU CEPAT: Dua pemuda menggeber motor saat balapan di Jalan Kedungcowe­k pada 23 Juli lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia