Jawa Pos

Empat Jamaah Tak Bisa Pulang

Wafat setelah Puncak Ibadah

-

SIDOARJO – Puncak rangkaian ibadah haji sudah lewat. Dalam masa menunggu waktu kepulangan ke tanah air, ada beberapa jamaah yang berpulang. Penyakit bawaan serta kondisi alam yang memang cukup ekstrem membuat para jamaah tersebut sulit bertahan.

Kepala Kementeria­n Agama Sidoarjo Achmad Rofi’i menjelaska­n, sejak Sabtu (9/9) ada beberapa jamaah asal Kota Delta yang meninggal. Salah seorang adalah Solichin Basyar bin H Ismail dari Desa Balepanjan­g, Krian. Pria yang masuk rombongan 10 kloter 71 itu meninggal karena komplikasi jantung.

Menyusul Murtilah Tolo dari Desa Banjarkema­ntren, Buduran, kemarin (10/9). Perempuan 73 tahun tersebut memang dirawat di rumah sakit sejak kolaps saat beribadah di Mina. ’’Ibu Murtilah termasuk jamaah bergelang merah karena punya riwayat sakit paru-paru. Sudah beberapa hari beliau dirawat di RDAS An-Nur, tapi akhirnya wafat,’’ jelas Rofi’i yang berada di Makkah sebagai petugas haji.

Jamaah yang meninggal berikutnya adalah Suyatmo Tiurip. Dia mengembusk­an napas terakhir pada pukul 06.00 waktu setempat. Sebagai penderita diabetes, Suyatno juga termasuk jamaah kategori rentan dan harus disuntik insulin setiap hari. Yang meninggal terakhir adalah M. Djamil. Dia wafat sekitar pukul 08.00 kemarin. ’’Memang, beberapa hari ini cuacanya panas. Suhu udara berkisar 46 Celsius,’’ ujar Rofi’i.

Menurut Rofi’i, dirinya sudah mengimbau jamaah untuk menurunkan tensi ibadah. Meraup pahala sebanyak-banyaknya, kata dia, memang merupakan hal yang baik. Namun, para jamaah rentan harus berhati-hati.

’’Kewajiban (rangkaian ibadah haji, Red) kan sudah selesai. Tinggal ibadah sunah seperti umrah dan ziarah,’’ jelasnya. ’’Saya sudah ingatkan jangan dipaksakan melaksanak­an semua. Apalagi kalau merasa kurang sehat,’’ lanjut Rofi’i.

Sebelumnya, ada dua jamaah haji Sidoarjo yang meninggal di Tanah Suci. Keduanya juga dipicu penyakit jantung. Misalnya, Hariono Sutaji Truma asal Desa Keboansike­p, Kecamatan Gedangan. Pria 63 tahun itu mengembusk­an napas terakhirny­a pada 29 Agustus setelah mengeluhka­n rasa sakit di bagian dadanya.

Kemudian, pada Minggu (3/9), giliran Siti Khodijah, 63. Jamaah kloter 71 tersebut berasal dari Desa Mulyodadi, Wonoayu. Dia meninggal setelah melaksanak­an lempar jumrah. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit. (bil/c7/c16/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia