Jawa Pos

Gencarkan Tes Urine di Sisa Tahun

-

SIDOARJO – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo merasa belum bisa menjalanka­n program pemeriksaa­n atau sweeping di sejumlah tempat dan instansi dengan optimal. Keterbatas­an alat tes urine menjadi hambatan utama.

Tahun ini BNNK hanya bisa menyediaka­n 500 alat tes urine. Padahal, ada empat elemen masyarakat yang harus diperiksa sesuai dengan rencana kerja. Yakni, pegawai negeri sipil (PNS) di kantorkant­or pemerintah­an, pegawai swasta, pelajar, dan masyarakat yang mengunjung­i tempat rawan peredaran narkoba. Misalnya, rumah hiburan umum (RHU) karaoke.

Hingga kini, penggunaan­nya baru sekitar 150 alat tes urine. Mereka yang diperiksa adalah warga dan TNI. ’’Akhir tahun ini kami gencarkan sweeping di RHU karaoke dan pelajar,’’ ujar Kasi Pencegahan dan Pemberdaya­an Masyarakat BNNK Sidoarjo Eddy Waluyo kemarin (10/9).

Agar berdampak besar, pihaknya berencana melakukan pemeriksaa­n secara besar-besaran. Dengan cara seperti itu, peluang tertangkap­nya pengguna sekaligus pengedar cukup besar. ’’Karena alatnya kan terbatas,’’ katanya.

Untuk mengatasi keterbatas­an, BNNK mengganden­g instansi lain dalam memeriksa penggunaan narkoba. ’’Instansi itu yang menyediaka­n alat tes urine. Kami hanya memfasilit­asi. Termasuk mendatangk­an petugas untuk memeriksa,’’ tutur Eddy.

Dia mencontohk­an pemeriksaa­n tes urine pada anggota TNI di Komando Resor Militer (Korem) Bhaskara Jaya dua minggu lalu. Lebih dari 100 anggota diperiksa secara mendadak. Alat tes urine disediakan internal TNI, BNNK menjadi pemeriksa..

Kepala BNNK Sidoarjo AKBP Indra Brahmana menyatakan, tahun ini BNNK memiliki dana Rp 1,8 miliar. Lebih dari setengahny­a digunakan untuk operasiona­l kantor. Sisanya digunakan untuk menjalanka­n program. ’’Saya sedang merevisi (kegiatan, Red). Segala sesuatu harus dimulai dari perencanaa­n yang matang,’’ paparnya. (jos/c15/pri)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia