BPBD Telah Jangkau 32 Desa Kekeringan
GRESIK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik telah menyalurkan air bersih ke seluruh wilayah yang dilanda kekeringan. Jumlahnya 32 desa di tujuh kecamatan. Yaitu, Cerme, Duduksampeyan, Balongpanggang, Benjeng, Kedamean, Bungah, dan Sidayu. ’’
Semua sudah dapat dropping (air bersih, Red). Satu kali dalam satu desa,’’ kata Kepala BPBD Gresik Abu Hasan.
Setelah wilayah selatan tuntas, BPBD mendistribusikan air ke wilayah Gresik Utara. Sasarannya adalah Desa Pengulu, Kecamatan Sidayu, dan Desa Pegundan, Bungah. Masing-masing digerojok 8.000 liter air. Begitu truk tiba, warga berbondongbondong berebut air. ’’
Distribusi kami lakukan bergantian ke tiap-tiap desa. Minimal seminggu sekali,’’ katanya.
Distribusi air masih dilangsungkan secara manual dengan menggunakan truk tangki. Kegiatan itu berlangsung setiap musim kemarau. Abu Hasan berharap penyaluran air secara manual tersebut bisa dihentikan ’’ jika ada solusi lain. Ini kan upaya jangka pendek saja,’’ jelasnya. Diperlukan solusi jangka panjang.
Salah satunya, memperbanyak sumber air di 32 desa yang terdampak kekeringan. Misalnya, membangun waduk dan sumur geolistrik yang diikuti pemasangan pipa ke rumah-rumah warga. Menurut Abu, data kebutuhan fasilitas tersebut sudah di- ’’ sampaikan ke Bappeda Gresik. Pembangunannya harus memprioritaskan desa-desa yang rawan kekeringan,’’ paparnya.
Sebelumnya, BPBD Gresik melansir bahwa 32 desa di Gresik rawan kekeringan. Yang paling parah ialah desa-desa di wilayah Kecamatan Balongpanggang. Mereka kehabisan cadangan air bersih. Sehari-hari warga menyimpan cadangan air dalam tandon. Air diambil dari sumur bor, telaga, dan embung. Namun, pada kemarau ini, cadangan air berkurang. ’Air tidak bisa dipakai lagi untuk mandi dan mencuci, apalagi minum.
Kondisi serupa terjadi di wilayah Kecamatan Cerme. Desa Dampaan, misalnya. Enam sumber air di desa tersebut sudah kering, terutama telaga. Telaga desa seluas 1 hektare sedalam 2,5 meter sudah kering kerontang. Yang tersisa hanya tanah retak-retak.
Pemkab Gresik mencatat, jumlah waduk dan telaga memang terus menyusut. Saat ini, tercatat masih ada 156 lokasi.
Namun, ternyata, jumlahnya terus menyusut. Ada yang sudah berubah menjadi lapangan. Ada pula yang dipakai untuk jalan tol.
Pemkab Gresik akan terus menambahnya. Misalnya, mengembalikan fungsi waduk yang saat ini beralih fungsi itu. Waduk akan dikembalikan lagi fungsinya sebagai sumber dan tempat cadangan air. (mar/c15/roz)