MOBIL KECIL JAGO DRIFTING
Kumpul-Kumpul Penghobi Minicar
SURABAYA – Kepulan asap keluar dari roda belakang mobil Toyota Hiace. Mobil berwarna putih-hijau itu melaju dan berbelok di tikungan tajam atau drifting. Suara ban mobil yang bergesekan dengan lantai membuat banyak orang menoleh. Situasi tersebut menarik perhatian karena dilakukan di dalam pusat perbelanjaan.
Mobilnya bukan sungguhan. Aksi itu dipamerkan oleh mobil mini radio
control atau RC drifting minicar. Kemarin (10/9) para penghobi RC drifting car sedang berkumpul dalam Action Sunday di Surabaya Town Square. Mereka saling adu ketangkasan mobil di arena berukuran 14 x 5 meter dengan tiga tikungan. Pada fun gathering, komunitas mengadakan kompetisi yang diikuti oleh para anggota. Terdapat 24 peserta yang turut ambil bagian.
Atraksi miniatur mobil dengan skala 1:10 tersebut asyik buat ditonton. Tiga hingga enam mobil beradu. Mobil-mobil itu memperlihatkan kemampuan ngeDRIFT ( drive rightly in false turn). Mobil dikendalikan menggunakan radio control dari jarak sekitar 5 meter. Drifting adalah kemampuan mengendalikan mobil, baik ketika turunan maupun tanjakan. Pengendara menikung dan berbelok tajam dengan teknik dari gas dan rem tangan. Sementara itu, kecepatan RC drifting
minicar bisa mencapai 25 kilometer per jam. Tingginya animo para penghobi mainan tersebut menjadikannya bukan lagi sekadar hobi ecek-ecek. Itu terbukti dari penyelenggaraan deretan kompetisi profesional yang menguji ketangkasan dan modifikasi mobil.
Penghobi sekaligus Ketua Radio Control Drift Club Surabaya (RCDCS) Saryono duduk sambil fokus memperhatikan para anggota komunitas yang sedang beradu. Berbekal obeng, dia juga membawa satu kotak hitam berisi spare part yang siap digunakan ketika ada kerusakan. Bukan hanya penghobi, dia juga menjadi montir bahkan perakit mobil-mobil modifikasi milik para anggota komunitas.
”Ketika belok kanan, setir yang diputar justru berlawanan,” tuturnya sambil menunjuk salah satu mobil yang sedang melaju di depannya. Mobil tersebut dirakit dengan menggunakan ban PVC untuk dapat melaju di lantai. Sebab, biasanya, kompetisi mobil dilakukan di atas karpet. Mobil itu juga menggunakan tenaga dari baterai lithium berkapasitas 5.200 mAh dengan tipe motor brushless. Dengan performa tersebut, mobil bukan untuk adu kecepatan, melainkan kecantikan atau style ketika meliuk di arena.
Salah satu yang menjadi primadona adalah mobil milik Steve Go. Body mobil Toyota Hiace tersebut dimodifikasi menggunakan bahan lexan atau polycar
bonate. Dia juga menambahkan power streering, wifi, burning effect, dan speed control. Semua komponen mesin disusun di bagian tengah mobil untuk keseimbangan. ”Beberapa part diimpor dari Jepang,” ujar pria 30 tahun tersebut. Steve menggeluti hobi itu sejak 2010. Untuk memodifikasi mobil tersebut, Steve merogoh kocek hingga lebih dari Rp 10 juta.
Kompetisi itu berakhir dengan kemenangan Wirata Thejakusuma. Dia menggunakan mobil Toyota Mark II Grande ( JZX100). Wira, sapaan Wirata Thejakusuma, memang telah mengantongi banyak pengalaman dalam bidang tersebut. Setidaknya, dia telah mengikuti lebih dari 10 kompetisi. Antara lain, Formula Drift 1 D 10 di Jakarta pada 2015 dan Yokomo Challenge 2015 di Singapura. (esa/c20/jan)