Jawa Pos

Kepuasan Publik Tinggi, Tinggal Benahi Ekonomi

-

JAKARTA – Modal berharga dimiliki Presiden Joko Widodo untuk kembali bertarung pada Pemilihan Presiden 2019. Kinerja mantan wali kota Solo itu dinilai memuaskan sebagian masyarakat.

Merujuk survei terbaru Center for Strategic and Internatio­nal Studies (CSIS), kepuasan terhadap pemerintah mencapai 68,3 persen. Angka itu meningkat dari dua tahun sebelumnya, masing-masing 66,5 persen pada 2016 dan 50,6 persen pada 2015.

Peneliti CSIS Arya Fernandez menjelaska­n, kondisi tersebut didorong peningkata­n kepuasan di tiga sektor utama, yakni hukum, ekonomi, dan maritim. Di sektor ekonomi, misalnya, meski masih di bawah 60 persen, trennya meningkat. ’’Sumbangan terbesar kepuasan pada pembanguna­n,’’ ujarnya di kantor CSIS, Jakarta, kemarin (12/9).

Posisi elektoral Jokowi juga tinggi. Dalam survei, elektabili­tasnya mencapai 50,9 persen. Jauh meninggalk­an Prabowo Subianto yang berada di kisaran 25,8 persen.

Meski demikian, lanjut Arya, langkah Jokowi melaju ke periode keduanya tidak lantas bisa melenggang begitu saja. Dari semua sektor yang terpotret, dia menilai aspek ekonomi masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Sebab, angka 56,9 persen bukanlah angka yang aman.

Arya menilai, aspek ekonomi merupakan alat pemukul utama bagi elektabili­tas. Jika masyarakat merasa kebutuhan pokok sulit terpenuhi, potensi keterpilih­annya mengecil. Dia mencontohk­an saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menang pada periode kedua 2009 lalu, kepuasan ekonomi berada di kisaran 62 persen.

Jokowi masih memiliki waktu sekitar satu tahun untuk memperbaik­i catatan tersebut. ’’Jokowi pun sepertinya memahami ini. Buktinya, saat reshuffle lalu, pos ekonomi paling banyak dievaluasi,’’ terangnya. (far/c19/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia