Jawa Pos

Tabungan Siswa Rp 654 Juta Raib

Ortu Gelar Aksi di SD 1 Muhammadiy­ah Solor

-

KUPANG – Urusan tabungan murid membuat orang tua siswa SD 1 Muhammadiy­ah Kelurahan Solor, Kota Kupang, risau. Pasalnya, pertanggun­gjawaban tak jelas. Padahal, nilainya tergolong besar, yaitu Rp 654 juta.

Walhasil wali siswa dengan poster di tangan menggelar aksi di halaman sekolah Senin (11/9). Bukan hanya orang tua yang anaknya masih aktif bersekolah di sana, tapi juga yang anaknya sudah tamat.

Sebab, hingga lulus, uang tabungan itu tidak diserahkan pihak sekolah. Mereka menuntut pihak sekolah di bawah naungan Pengurus Yayasan Muhammadiy­ah Kota Kupang tersebut mengembali­kan uang tabungan siswa yang selama ini dikumpulka­n.

Berdasar data dari pihak sekolah, besaran dana yang harus dikembalik­an kepada para siswa mencapai Rp 654.331.500. Uang itu adalah tabungan lebih dari 200 siswa pada 2016–2017.

Misalnya, yang dikatakan salah seorang wali murid Edi Kaswandi, warga Kelurahan Oeba, Kecamatan Kota Lama. Menurut dia, anaknya menabung sejak kelas I. Setiap tahun, uangnya diambil, kemudian anaknya menabung lagi sampai lulus sekolah.

”Anak saya telah lulus tahun ini dan saya ingin mengambil uang tabunganny­a. Setiap hari menabung. Ada yang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,” ujarnya.

Jufri yang anaknya masih kelas III pun mengungkap­kan hal serupa. Dia menuntut pihak yayasan segera mengambil alih untuk menyelesai­kan permasalah­an tersebut.

Menyikapi masalah itu, Kepala SD 1 Muhammadiy­ah Kupang Wati Umar meminta pihak ya- yasan mengurus permasalah­an tersebut karena sekolah berada di bawah naungannya. Saat menemui orang tua siswa, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiy­ah (PDM) Kota Kupang yang mewakili yayasan yang membidangi pendidikan H Markhotib menjelaska­n bahwa kehadiran pihaknya merupakan wujud kepedulian atau itikad baik untuk menyelesai­kan permasalah­an itu.

Salah satu wujudnya adalah pihak yayasan telah mendata dan mengecek para kepala sekolah. Ada empat orang yang dimintai keterangan. ”Kami belum bisa memutuskan saat ini. Sebab, dalam menyelesai­kan permasalah­an ini, kami harus duduk bersama dengan para pengurus yayasan,” ucapnya.

Dia menambahka­n, dari empat kepala sekolah yang ditemui, ada yang menyanggup­i untuk mengganti Rp 215 juta, yang lain Rp 31 juta. Selanjutny­a, dua kepala sekolah lainnya belum mem- berikan pernyataan sikap.

Markhotib menyatakan, pihak yayasan akan mengambil sikap untuk memeriksa dua kepala sekolah tersebut. Jadi, diharapkan, wali murid memberikan kesempatan kepada pihak yayasan untuk bekerja sampai Sabtu (30/9). ”Karena persoalan ini bakal diselesaik­an dengan baik, dibutuhkan proses,” imbuhnya.

Dia menuturkan, pihak yayasan mengetahui adanya program menabung itu, tapi secara detailnya tidak tahu. Karena sekolah di bawah naungan yayasan, atas permasalah­an tersebut, pihak yayasan turut terlibat dalam menyelesai­kannya.

Menurut Markhotib, keempat kepala sekolah pada 2014–2017 yang diperiksa, yakni Christian Anwar, Saudah P. Boleng, Fahkrudin Prasong, dan Sa’diah Saleh. Sementara itu, kepala sekolah sekarang Wati Umar tidak diperiksa karena baru menjabat selama tiga bulan. (mg22/ito/c24/ami)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia