Jawa Pos

Sanksi Korut Bikin Asia Bersorak

-

SEOUL – Strategi Amerika Serikat (AS) mengubah isi draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB beberapa jam sebelum voting dihelat terbukti tepat. Kemarin (12/9), dengan suara bulat, DK PBB meloloskan sanksi baru untuk Korea Utara (Korut) yang nekat mengujicob­akan bom termonukli­r pada 3 September lalu. Begitu hasil pemungutan suara diumumkan, negara-negara sekutu AS di Asia langsung bersorak.

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe yakin resolusi yang didukung 15 negara anggota DK PBB tersebut bakal membuat Pyongyang berubah. Dia berharap perubahan itu positif. ”Korut harus menyadari bahwa sikap sembrono mereka mengancam perdamaian masyarakat internasio­nal hanya akan membuahkan lebih banyak sanksi bagi mereka sendiri.” Demikian komentar tertulis Blue House.

Kemarin DK PBB meloloskan serangkaia­n sanksi baru terhadap Korut. Salah satu sanksi yang paling berat berkaitan dengan sektor energi Korut. DK PBB melarang transaksi gas alam cair dengan Korut yang volume tiap tahun mencapai 2 juta barel. Selain itu, DK PBB melarang ekspor minyak mentah ke Korut.

Selama ini Tiongkok menjadi pemasok utama kebutuhan minyak mentah Korut. ”Kami tidak menganggap sanksi berat yang kami sepakati bersama hari ini sebagai kesenangan. Bukan perang yang kami cari,” tegas Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, setelah pemungutan suara kemarin.

Dia menambahka­n, meski DK PBB telah menjatuhka­n sanksi baru yang tegas, Korut belum terlambat. Menurut dia, Korut masih bisa berubah pikiran dan mengupayak­an solusi damai lewat dialog.

Selain sanksi berat di bidang energi, Korut mendapatka­n dua sanksi tegas lain dari DK PBB. Yakni, larangan ekspor tekstil dan larangan mengirimka­n tenaga kerja ke luar negeri.

Semula, AS juga merumuskan pembekuan aset Jong-un sebagai salah satu sanksi. Namun, kurang dari 24 jam sebelum voting berlangsun­g, AS mengubah draf resolusi yang mereka susun dan menghapusk­an sanksi terkait pembekuan aset. (AFP/Reuters/ BBC/CNN/hep/c25/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia