Jawa Pos

Berawal dari Hobi, Kini Punya Puluhan Ribu Pohon

Sawahan tidak hanya memiliki Air Terjun Sedudo. Di lereng Gunung Wilis itu juga ada kebun anggrek dengan koleksi beragam jenis. Penghobi bunga warna-warni itu pun kini tidak perlu lagi jauh-jauh pergi ke luar kota.

- SRI UTAMI, Nganjuk

TIDAK sulit mencari letak kebun anggrek di Desa/Kecamatan Sawahan. Meski kebun tersebut belum memiliki nama, mayoritas warga di Dusun Bulurejo sudah mengetahui lokasinya. Pengunjung akan diarahkan untuk naik ke kawasan Sanggrahan.

Di sana semua warga bisa dengan mudah menunjukka­n lokasi kebun milik pasangan suami istri (pasutri) Harjito dan Astuti itu. ’’Ooh... kebun anggrek milik Pak Harjito. Pertigaan itu masuk ke kanan,’’ kata salah seorang warga Dusun Bulurejo menunjukka­n arah kepada koran ini.

Benar saja, saat masuk ke jalan yang ditunjukka­n warga setempat, green house dengan lebar sekitar 15 meter dan panjang sekitar 30 meter sudah terlihat dari kejauhan. Begitu masuk ke gerbang rumah bercat putih itu, mata akan langsung menyapu berbagai jenis bunga yang tumbuh di pekarangan.

Jalan berbatu yang ditata rapi menambah keindahan dan keasrian taman. Belum lagi, ratusan batang pohon cengkih, durian, dan manggis yang ada di sekeliling kebun membuat area seluas sekitar satu hektare tersebut terlihat hijau dan sejuk.

Jika dari kejauhan, kebun anggrek itu terlihat sepi. Tetapi, di bagian kebun yang lain terlihat seorang laki-laki dan seorang perempuan tengah asyik mengecek tanaman. Mereka adalah Astuti dan Harjito, pasutri pemilik rumah yang sekaligus lokasi kebun anggrek tersebut.

’’Sebenarnya ini belum kami buka secara resmi. Tetapi, ternyata banyak masyarakat yang sudah mengetahui dari mulut ke mulut,’’ kata Astuti membuka pembicaraa­n.

Kebun anggrek yang persis terletak di depan rumahnya itu, terang dia, dibuka setahun lalu. Sebelumnya, dia membudiday­akan anggrek di lokasi yang berbeda.

Selain satu green house yang dibangun di lantai 2 salah satu gudangnya, perempuan berambut lurus itu memiliki dua green house di Desa Sidorejo, Kecamatan Sawahan. Lokasinya berjarak sekitar satu kilometer dari rumah perempuan berusia 52 tahun itu.

Kiprahnya membudiday­akan bunga anggrek itu pun tersebar luas. ’’Awalnya saya nggak menjual bunga. Tetapi, banyak yang bilang kalau cuma itu-itu saja nanti bosan. Akhirnya, kalau memang ada yang mau beli, ya saya lepas,’’ urainya, lantas tersenyum.

Jika awalnya Astuti bisa merawat tanaman sendiri, kini dia harus dibantu beberapa pekerja. Terutama dalam merawat anggrek bulan yang membutuhka­n perlakuan khusus. Baik mengelap daun, menjaga temperatur suhu, cahaya, maupun kebutuhan budi daya tanaman lainnya. ’’Ini atapnya saja khusus untuk anggrek bulan,’’ ujar Astuti.

Agar bisa membudiday­akan lebih banyak tanaman anggrek, saat ini Astuti bersama Harjito membangun satu green house lagi dengan ukuran yang lebih besar. Jika sudah jadi, setidaknya tempat untuk menyemai anggrek itu bisa menampung sekitar 40 ribu tanaman baru.

’’Pada dasarnya, saya dan suami memang suka bunga anggrek. Sekarang saya juga sedang mencari tempat di atas (Sawahan bagian atas, Red) yang lebih dingin untuk menanam anggrek,’’ terang Astuti. (*/ut/c4/diq)

 ?? SRI UTAMI/JAWA POS RADAR NGANJUK ?? CANTIK: Astuti, pemilik kebun anggrek di Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Sawahan, menata bunga anggrek miliknya di green house yang berada di depan rumahnya.
SRI UTAMI/JAWA POS RADAR NGANJUK CANTIK: Astuti, pemilik kebun anggrek di Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Sawahan, menata bunga anggrek miliknya di green house yang berada di depan rumahnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia