Guru Kesulitan Mengajar Matematika dan PJOK
Pemerintah Akhirnya Merevisi
SURABAYA – Perubahan kurikulum untuk mata pelajaran (mapel) matematika serta pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) kelas V SD mulai diberlakukan pada tahun pelajaran 2017–2018. Kurikulum untuk dua mapel tersebut direvisi pemerintah sebagai respons kesulitan guru dalam mengajar dua mata pelajaran itu.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan ( Dispendik) Surabaya Agnes Warsiati menyebut langkah revisi itu sebagai upaya pemerintah mem per mu dah guru
Terutama yang kesulitan dalam menerapkan dua mapel tersebut secara terintegrasi.
Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 (K13), pembelajaran jenjang SD memang berbeda dari model pengajaran sebelumnya. K13 menerapkan sistem terintegrasi dalam pembelajarannya. Implementasi integrasi tersebut dapat dilihat dari penggabungan mapel menjadi sistem tematik. ”Pembelajaran K13 menuntut guru untuk kreatif dalam penyampaiannya. Sehingga, seluruh gabungan materi bisa diberikan,” jelasnya.
Namun, upaya implementasi tersebut ternyata tidak mudah. Banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan matematika dan PJOK secara tematik. Model tematik dianggap tidak memerinci elemen yang diajarkan. Akibatnya, guru mengajarkan materi secara tidak mendalam.
Kondisi tersebut membuat pemerintah merevisi dua mapel itu. Dua mapel tersebut akhirnya dipisahkan. Tidak digabung dengan mapel lainnya. Itu berarti mirip dengan kurikulum lama, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). ”Setelah direvisi, materi dua mapel tersebut lebih dalam dan rinci,” terangnya.
Revisi kurikulum dua mapel tersebut hanya diterapkan pada kelas besar. Yakni, kelas IV, V, dan VI. Pelaksanaannya bertahap. Misal, untuk kelas IV, perubahan tersebut diterapkan sejak tahun lalu.
Untuk kelas V, implementasinya baru pada semester ini. Kini buku revisi kurikulum tersebut sudah tersedia, tetapi belum sampai di sekolah. Rencananya, buku itu akan dikirim bertahap pada triwulan tiga ( Juli–September). (elo/c6/git)