Bentuk Tim Penataan PKL
SIDOARJO – Pedagang kaki lima (PKL) di Kota Delta sejauh ini masih menjadi problem klise. Penataan baru dilakukan secara sporadis. Setelah ditertibkan, PKL balik lagi. Hal itu sering kali terjadi. Nah, kini untuk menata PKL, pemkab membentuk tim penataan. Tim tersebut tidak hanya melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) atau dinas terkait, tetapi juga TNI dan Polri.
Kesepakatan pembentukan tim penataan PKL itu merupakan hasil rapat koordinasi antara pemkab, TNI, dan Polri kemarin (12/9) di Rumah Makan Handayani. Tim tersebut beranggota sejumlah instansi. Antara lain, satpol PP, dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag), dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR), TNI, serta Polri.
Setelah rapat, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyampaikan, pemkab memang serius menata PKL. Program itu bertujuan mengatur agar wajah kota tidak kumuh. ”PKL tidak dihilangkan, tapi ditata,” jelasnya.
Untuk mewujudkan program tersebut, tim segera berkoordinasi. Sejumlah titik PKL dipetakan. Contohnya, pedagang di Jalan Gajah Mada. Saat ini kondisi akses itu sangat tidak nyaman bagi pejalan kaki. Pedagang menjejali trotoar. ”Kami akan tertibkan,” ucapnya.
Plt Kasatpol PP Widiyantoro Basuki mengungkapkan, pertumbuhan pedagang di Sidoarjo sangat pesat. Dia mencontohkan wilayah Perumahan Gading Fajar dan Taman Pinang Indah (TPI). Dua lokasi itu setiap hari dipadati pedagang. Keberadaan PKL tersebut membuat warga tidak nyaman. Sebab, penjual menempati trotoar, bahu jalan, hingga fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). Akibatnya, jalan menjadi macet dan sumpek. ”Kami ingin mengembalikan fungsi jalan,” tuturnya.
Setelah terbentuk, tim itu langsung turun ke lapangan. Target pertama adalah menertibkan pedagang di TPI. Saat akhir pekan, sepanjang jalan perumahan tersebut dipenuhi mobil. Kendaraan itu merupakan lapak yang digunakan PKL. Pemkab akan memasang rambu-rambu larangan berhenti di jalan perumahan di sejumlah titik. Setiap kendaraan yang berhenti di jalan langsung ditilang polisi. ”Dengan rambu-rambu itu, tidak ada lagi mobil-mobil PKL,” jelasnya.
Menurut Wiwit, panggilan akrab Widiyantoro, pemkab sudah menyediakan lahan sementara bagi PKL di kawasan TPI. Yakni, di Jalan Raya Ponti setiap Minggu pagi. Sayangnya, hanya sebagian PKL yang mau menggunakan tempat tersebut. ”Harapan kami, pedagangmenaatikesepakatan,” ujarnya. (aph/c7/hud)