Jawa Pos

Waktunya Sosialisas­i Pajak Lebih Baik

-

DUA pekan terakhir, salah satu hal yang menjadi trending dalam pembicaraa­n adalah pajak penulis. Hal itu dipicu pernyataan Tere Liye, seorang penulis, bahwa dirinya tidak akan lagi menjual bukunya lewat toko buku konvension­al. Dia merasa proporsi pajak yang dibayarnya lebih tinggi ketimbang para konglomera­t.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memang langsung memberikan tanggapan. Dia memerintah­kan Ditjen Pajak untuk mengumpulk­an penulis dan menggelar dialog guna menyamakan persepsi. Meski mengerucut, hasilnya belum konklusif. Yakni, menteri keuangan bersedia meninjau ulang norma penghitung­an penghasila­n neto (NPPN) terhadap penulis. Bahkan mempertimb­angkan untuk mengenakan PPh 1 persen dari penghasila­n bruto. Langkah yang patut diapresias­i.

Namun, sebenarnya ada yang lebih mendesak lagi dalam dunia perpajakan. Seperti yang dikeluhkan salah seorang bos penerbit di Jogja, sering kali sebagian aparat pajak di lapangan lebih intimidati­f ketimbang edukatif.

Untuk 2017, target sektor pajak adalah mendulang Rp 1.498 triliun. Jumlah yang sangat banyak dan berpotensi menyebabka­n banyak petugas pajak melakukan banyak hal demi memenuhi target tersebut. Terutama menyasar para wajib pajak dengan kategori menengah ke bawah.

Sebab, rata-rata wajib pajak kategori tersebut relatif awam mengenai perpajakan. Tafsirtafs­ir perpajakan jarang sekali dipahami masyarakat luas. Siapa bilang membayar pajak itu mudah? Tanya saja secara acak kepada lima orang yang terdekat dengan kita, apa saja dari kita yang kena pajak. Itu masih soal mendasar tentang pajak. Belum lagi soal restitusi pajak atau pengembali­an kelebihan bayar pajak. Lalu kategori objek yang tidak bisa kena pajak pertambaha­n nilai (PPN).

Seluruh warga negara paham bahwa pajak adalah salah satu kewajiban yang harus dibayar. Namun, bagaimana dan seperti apa pajak tersebut dibayar, itulah yang harus disosialis­asikan dengan lebih baik lagi. (*)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia