Tenggelamkan Jepang, Bumi Hanguskan AS
Ancaman Terbaru Korut Pascasanksi
SEOUL – Tiga hari setelah Dewan Keamanan (DK) PBB menyepakati resolusi untuk Korea Utara (Korut), rezim Kim Jong-un kembali melontarkan ancaman maut terhadap ”musuh”nya. Kali ini, sasaran ancaman Korut adalah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Namun, seperti biasa, mereka yang diancam hanya menganggapnya sebagai gertakan.
”Bom nuklir Juche akan menenggelamkan empat pulau milik mereka. (Dan) Jepang tidak akan lagi eksis.” Demikian ancaman resmi Komite Perdamaian AsiaPasifik Korea yang dipublikasikan Kantor Berita KCNA kemarin (14/9). Komite tersebut menyebut Korut dengan kata Juche. Juche adalah ideologi pemerintahan Jong-un yang mengadaptasi paham Marxisme dan paham nasionalis mendiang Kim Il-sung.
Jika Jepang akan ditenggelamkan dengan bom nuklir, AS bakal dibakar habis. ”Mari kita ubah dataran utama AS menjadi abu dan kegelapan. Mari kita wujudkan semua itu dengan mengerahkan seluruh kekuatan balas dendam yang sudah kita persiapkan sejauh ini,” imbau komite yang bertugas mengurusi hubungan luar negeri dan propaganda Korut tersebut dalam pernyataan resminya.
Dalam kesempatan itu, komite Korut juga mengusulkan pembubaran DK PBB. Di mata Pyongyang, DK PBB adalah sarana kejahatan yang diciptakan negara-negara korup. Negara-negara yang gemar menyuap itu, menurut Korut, bergerak di bawah komando AS. Maka, tidak heran jika DK PBB selalu mengakomodasi seluruh kepentingan Negeri Paman Sam.
Senin malam (11/9), 15 negara anggota DK PBB menggelar pemungutan suara untuk menyikapi draf resolusi yang disusun AS. Hasilnya, seluruh negara anggota DK PBB mendukung resolusi yang berisi sanksi-sanksi baru untuk Korut. Pyongyang kembali dijatuhi sanksi setelah nekat melakukan uji coba nuklir pada 3 September. Itu merupakan uji coba nuklir ke-6. Atau tepatnya uji coba termonuklir pertama.
Korut dijatuhi sanksi berat di bidang ekonomi. Tepatnya di bidang energi dan tekstil. DK PBB melarang transaksi minyak bumi mentah dengan Korut dan melarang Pyongyang mengekspor tekstil. Selain itu, Pyongyang tidak boleh mengirimkan tenaga kerja ke mancanegara. Sebenarnya, dalam draf awal ada sanksi pembekuan aset Kim Jong-un, tetapi dibatalkan AS pada detik-detik terakhir.
Kemarin, Jepang mereaksi ancaman Korut dengan serius. Menteri Kepala Kabinet Yoshihide Suga menyebut pernyataan Pyongyang itu sebagai provokasi. Dia juga menyayangkan sikap keras kepala Korut yang mengaku akan terus melanjutkan program nuklir meski disanksi DK PBB.
Dari AS, Letnan Tia Hewuse menanggapi ancaman terbaru Korut dengan senyuman. Perempuan 23 tahun yang bertanggung jawab atas rudal-rudal Angkatan Udara (AU) AS itu optimistis Pyongyang tidak akan mampu membumihanguskan AS. Apalagi, jika rezim Jong-un tahu bahwa AS memiliki fasilitas nuklir canggih di Negara Bagian North Dakota. Hanya, fasilitas itu perlu diremajakan.
”Rakyat AS tidak pernah tahu apa yang kami kerjakan di pos jaga kami. Padahal, yang kami jaga itulah yang sebenarnya membuat musuh tak berani melawan,” papar Hewuse. Di dekat pos jaga, tepat di kedalaman 21 meter, fasilitas nuklir AS itu tersembunyi dengan aman. Kini, Menteri Pertahanan James Mattis sedang mengajukan anggaran modernisasi fasilitas nuklir tersebut. (Reuters/BBC/ CNN/hep/c21/any)