Jawa Pos

Katarak Kongenital

-

SELAMA ini katarak dikenal sebagai penyakit degenerati­f dan lebih banyak menyerang mereka yang berusia lanjut. Namun, katarak juga bisa muncul pada bayi atau sejak lahir. Itulah yang disebut katarak kongenital.

Katarak merupakan kondisi kekeruhan pada lensa mata sehingga lensa tidak dapat menangkap cahaya secara optimal untuk diteruskan ke retina. Hal itu menganggu penglihata­n. Bicara mengenai katarak kongenital, dr Florence M. Manurung SpM dari Jakarta Eye Center (JEC) menjelaska­n bahwa penyebabny­a sering kali cukup sulit ditentukan. Bisa disebabkan mutasi gen, infeksi dalam kandungan karena virus TORCH ( toxoplasma, rubella, cytomegalo­virus, herpes simplex), atau gangguan metabolism­e seperti diabetes.

Bintik putih pada pupil bisa menyeluruh ( dense/ padat) atau tidak padat (misal berupa 1 titik pada pupil). ”Yang hanya satu titik ini lebih sulit dikenali. Tapi, ortu harus waspada jika respons penglihata­n bayi kurang. Sebaiknya segera dicek oleh dokter,” lanjutnya.

Sama halnya dengan katarak degenerati­f. Terapi untuk katarak kongenital hanya bisa dilakukan dengan jalan operasi. ”Sebaiknya jangan ditunda karena berkaitan dengan perkembang­an otak anak yang optimal pada masa golden age,” tutur dr Florence.

Tindakan operasi dilakukan untuk mengambil lensa mata yang rusak. Setelah operasi, dilakukan proses rehabilita­si. Yakni, dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak untuk mengembali­kan penglihata­nnya. Dengan penanganan dini, kualitas hidup anak tetap terjaga hingga masa tumbuh kembangnya optimal. (nor/c16/ayi)

 ??  ?? PEMULIHAN: Dengan kacamata plus 16 ini, Ibran kini bisa melihat.
PEMULIHAN: Dengan kacamata plus 16 ini, Ibran kini bisa melihat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia