Pertanyakan Kebijakan Rotasi Kiper
JIKA musim lalu ’’masih malu-malu’’, musim ini Juergen Klopp benar-benar serius menerapkan kebijakan rotasi kiper. Rotasinya memang tidak membagi ajang tertentu untuk salah seorang kiper, tapi menggilir antara Simon Mignolet dan Loris Karius. Dalam empat laga terakhir, Mignolet dan Karius dimainkan selang-seling.
Kemarin dini hari WIB (14/9) Karius yang dipercaya turun. Hasilnya, kiper 24 tahun asal Jerman itu menjawabnya dengan kebobolan dua gol dan tanpa bisa melakukan penyelamatan sepanjang 90 menit.
Sebagaimana dilansir ESPN, Karius menyebutkan, pilihan Klopp memberinya kesempatan bermain melawan Sevilla bukan lantaran jatahnya bermain, tetapi ada persaingan antara dirinya, Mignolet, dan Danny Ward. ’’Situasi yang menarik karena ada tiga kiper yang bagus. Kami selalu mencoba menciptakan satu hari terbaik, baik di dalam sesi latihan ataupun pertandingan,’’ tuturnya.
Ada indikasi Klopp memainkan Mignolet melawan Burnley di Premier League akhir pekan ini (16/9). Untuk Ward, sepertinya Klopp hanya memainkannya untuk laga di piala domestik seperti Piala Liga.
Rotasi kiper, khususnya antara Mignolet dan Karius, dilakukan Klopp bukan hanya karena pelatih asal Jerman itu menilai kemampuan keduanya yang berimbang. Tapi, Klopp tidak ingin memiliki kiper kedua dengan status cadangan atau hanya bermain apabila kiper utama cedera atau terkena skors.
’’Saya tidak mau pada setiap awal musim mencari kiper 33 tahun yang punya kemampuan bagus, tetapi tugasnya hanya duduk di bench,’’ ungkapnya kepada Liverpool Echo.
Ditengarai, rotasi kiper Liverpool juga disebabkan Klopp sejatinya tidak yakin 100 persen dengan Mignolet karena inkonsistensi dan Karius yang minim pengalaman. Buktinya, pada bursa transfer musim panas lalu, Liverpool termasuk salah satu klub yang dikaitkan dengan Joe Hart sebelum kiper Manchester City tersebut dipinjamkan ke West Ham. (ren/c22/dns)