Susut hingga Seperlima dari Volume Asli
MADIUN – Kemarau membuat tiga waduk di Kabupaten Madiun bakal tutup saluran air. Waduk itu adalah Notopuro, Saradan, dan Dawuhan.
Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) perlu melakukannya lantaran volume air di tiga waduk tersebut sudah susut hingga seperlima dari volume asli. ”Jika dipaksa beroperasi normal, volume air semakin susut dan merusak kontur waduk,’’ kata Kepala DPUPR Kabupaten Madiun Arnowo Widjaja.
Jika sudah rusak, lanjut dia, konstruksi teknis waduk yang digunakan mengairi lahan pertanian bakal terganggu. Tanah dasar waduk menjadi retak.
Jika terguyur hujan, waduk bakal bocor dan volume air lolos ke dalam tanah. Karena itu, pembasahan genangan di dasar waduk harus tetap terjaga dengan tetap menjaga ketinggian debit. Minimal harus setinggi 2 meter.
”Kami terus pantau ketinggian air. Tidak boleh terlewatkan sesenti pun. Jika melihat kondisi ketiga waduk, tiga-tiganya mengarah untuk ditutup,’’ ungkapnya.
Tahun ini DPUPR tak melakukan pengeringan untuk pengerukan sedimentasi. Diperkirakan, lanjut Arnowo, volume air di tiga waduk masih sanggup bertahan hingga Oktober mendatang. Asalkan bulan depan sudah tiba musim penghujan.
”Meski hanya hujan kiriman, sangat membantu menambah volume dan mempertahankan ketinggiannya,’’ jelas Arnowo.
Penutupan waduk sebenarnya disesuaikan situasi di lapangan seiring karakteristik setiap waduk. Begitu pula jangkauan daerah pengairan. Untuk menunjang pengairan di persawahan, keberadaan sumur pompa harus dioptimalkan. Dengan begitu, tanaman petani yang kini rata-rata berumur 25–40 hari tetap teraliri. ”Untuk irigasi, sekarang masih cukup,’’ terangnya. (bel/fin/c21/diq)