Jawa Pos

Top-up Uang Elektronik Seharusnya Gratis

Go-Jek Saja Bebas Biaya Isi Ulang

-

JAKARTA – Rencana pengenaan biaya isi ulang ( top-up) kartu uang elektronik dinilai kurang tepat. Biaya isi ulang itu bakal membebani masyarakat. Go-Jek saja bisa menggratis­kan top-up saldo mereka.

Apalagi, saat ini pemerintah sedang melakukan edukasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Jika isi ulang uang elektronik langsung dikenai biaya, minat masyarakat untuk menggunaka­n uang elektronik bisa berkurang.

Menurut ekonom Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, perlu ada kajian lebih mendalam mengenai pengenaan biaya isi ulang itu. Sebab, meski murah, tidak semua orang mampu membayar biaya isi ulang tersebut.

”Buktinya, di stasiun commuter line masih banyak antrean orang menukarkan tiket harian berjaminan (THB). Artinya, banyak orang yang merasa beli kartu uang elektronik Rp 25 ribu itu mahal. Kalau mereka masih dibebani biaya isi ulang, akan lebih berat,” jelas Enny kemarin (15/9).

Menurut Enny, masyarakat tidak seharusnya dibebani biaya infrastruk­tur GNNT. Hal itu seharusnya ditanggung perbankan yang memang memiliki belanja modal untuk menciptaka­n pasar bisnis uang elektronik.

Pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai biaya isi ulang kartu uang elektronik akan menurunkan daya saing dengan perusahaan start-up.

”Sudah saatnya bank memperhati­kan perkembang­an perusahaan start-up yang bakal menjadi pesaing berat. Ini tantangan serius bagi bank, terutama dalam hal teknologi,” tuturnya.

Terkait dengan pengenaan biaya top-up e-money, Go-Jek Rabu lalu (13/9) sempat menyebarka­n pemberitah­uan tentang pemotongan nilai pengisian saldo Go-Pay sebesar Rp 2.500 melalui Bank Mandiri. Namun, berikutnya dikonfirma­si, rencana tersebut tak jadi diberlakuk­an. (rin/agf/ tau/res/c9/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia