Jawa Pos

Daya Magis Perempuan Dinasti Tang

-

SURABAYA – ’’Setiap orang pengin di- cantik. Tapi, nggak semua orang mau tampil nyentrik dengan

Kalimat tersebut terlontar dari Made Shinta Devi Fortuna. Dia adalah salah seorang Rever Future Artist peserta make-up

pada acara Annual 24 Years Celebratio­n in Beauty, Art & Creativity­Rever Flashion Vol 1 : Audacious. Kompetisi itu dihelat kemarin (15/9) di Mal Ciputra World.

Perhelatan tersebut diikuti 29 juru rias lulusan Rever Hair and Make Up Academy. Shinta, sapaannya, bisa dibilang baru menjajaki dunia tata rias

Tugas mereka sebenarnya cukup ”mudah”. Mengurai kemacetan. Tentu juga menegur serta menilang orang-orang yang melanggar. Tapi sejatinya, tugas tersebut tak sesederhan­a itu. Sebab, para polantas tersebut juga harus bersiaga untuk keadaan apa pun. ”Nah, keadaan jalan seperti ini nih pas saya nangkap penjahat,” ucap salah seorang anggota Tim Urai Satlantas Polrestabe­s Surabaya itu.

Ceritanya, pada 26 Agustus, Deny sedang bertugas di kawasan Ahmad Yani. Sebagai anggota Tim Hoofdburea­u Cegah Laka (HCL) Polrestabe­s Surabaya, saat itu dia berjaga dengan Xin Hua dan Brigadir Agus Salem. Alih-alih mendapatka­n pelanggar lalu lintas, mereka malah mendapatka­n seorang kurir narkoba.

Saat itu, mereka sedang berdiri di Taman Pelangi. Arah mata mereka terhenti pada salah satu sepeda motor. Honda Beat hitam. Ada yang salah dengan sepeda motor tersebut. ” TNKB-nya diubah tidak sesuai dengan yang seharusnya,” sahut Xin Hua.

Pengendara tersebut mengganti nopol kendaraann­ya. Awalnya, kendaraan tersebut bernopol G 4694 YU. Namun, huruf dan angka tersebut dicetak berdekatan satu sama lain sehingga membentuk tulisan ”G46 4YU” ( gak ayu alias tidak cantik). Pengendara sengaja menghitamk­an angka sembilan yang ada di tengah.

Saat dihentikan, pengendara motor yang bernama Afrial Singgih Ari Panji itu seperti tercekat. Tangannya penuh peluh. Dingin. Di bawah terik matahari yang sedang menyengat.

Insting polisi Deny segera bermain. Dia mencium ada hal yang mencurigak­an. Senada dengan Deny, Xin Hua lantas mendekati Afrial dan Deny. ”Mas, tolong dibuka jok motornya,” ujar mantan anggota Dalmas Polda Jatim tersebut.

Afrial menolak. Dia diam saja ketika Xin Hua memerintah­nya. Tanpa basa-basi, polisi yang sudah bertugas tujuh tahun di lantas itu mencabut kunci motor Afrial. Dia menggunaka­n kunci tersebut untuk membuka jok motor. ”Kami juga tidak akan kasar kalau tidak ada yang salah di pengendara,” terangnya.

Benar saja, mereka mendapatka­n jackpot. Xin Hua dan Deny menemukan seribu butir pil koplo di jok tersebut. Sontak, keduanya melakukan pemeriksaa­n menyeluruh. Termasuk memeriksa handphone milik Afrial. ”Benar, ternyata dia baru saja kulakan pil koplo,” tambah Deny.

Afrial pun digiring menuju Satreskrim Polrestabe­s Surabaya. Pria asli Ponorogo tersebut kemudian membuat laporan. ”Ribet juga ya ternyata. Saya harus menunggu sampai sore,” tuturnya, lantas cekikikan.

Bripka Lucky Dani Rismawan juga punya pengalaman mengesanka­n. Melakukan kejar-kejaran bak film Hollywood. Mantan anggota Dalmas Polda Jatim itu mengalamin­ya pada Jumat (8/9). Saat itu, dia tengah sibuk mengatur arus lalu lintas.

Aksi itu terjadi pukul 12.30 setelah salat Jumat. Lucky mendapat tugas untuk mengurai kemacetan di kawasan Wonokromo. Saat itu, dia bertugas dengan Aziz, personel satlantas yang bertugas di bagian Dikyasa Polrestabe­s Surabaya.

Tiba-tiba ada warga yang melapor. ”Ada maling kotak amal, Pak,” kata Lucky menirukan ucapan warga saat itu. Lucky pun terperanja­t. Sepeda motor miliknya diparkir serampanga­n. Instingnya untuk menyelamat­kan masyarakat pun bermain. ”Wah, saya sudah kalut. Hilang sepeda urusan nanti,” jawab polisi asli Ngawi tersebut.

Pelaku kemudian diketahui bernama Moch. Bambang. Dia bergegas pergi dari Masjid At Taubah di Jalan Darmokali. Warga sekitar memergokin­ya ketika hendak menaiki bemo. Sarung yang dia kenakan berbentuk kotak di bagian tengah. Bentuk tersebut persis sekali dengan bentuk kotak amal masjid tersebut.

Karena ketahuan, Bambang menaruh kotak amal itu. Terlebih, sopir bemo juga enggan melaju. Bambang pun langsung lari.

Aziz dan Lucky mengejar Bambang yang berlari ke arah Jalan Raya Darmo dengan melawan arus. Untuk ukuran pria berbadan tambun, Bambang gesit juga. Lucky dan Aziz dibuat kewalahan saat mengejarny­a. ” Melayune buanter lho arek iku (Larinya kencang anak itu, Red) ternyata,” celetuk Lucky.

Beruntung, Bambang akhirnya tertangkap. Pria yang tinggal di Pulo Tegalsari itu diserahkan ke Mapolsek Wonokromo untuk diproses. ”Tanggung jawab kami selesai saat pelimpahan tersangka di polsek,” tambah polisi yang sudah 10 tahun bertugas di lantas tersebut.

Uang yang diambil Bambang memang sedikit. Yakni, hanya Rp 29 ribu. Ketimbang memperkeru­h masalah, polisi hanya memberikan peringatan. Agar Bambang tidak melakukan perbuatan tersebut untuk kali kedua.

Aksi heroik juga pernah terjadi sebelumnya. Tepatnya, pada 26 Juli. Bripka Sugianto dan Bripka Baktiriyan­to Andri Yansa menangkap seorang pencuri bernama Andi Edi. Dia hendak merampas dompet milik seorang pengendara roda dua.

Ceritanya berawal ketika korban, Rahayu Wiludjeng, berkendara menuju ke arah Tembok. Dia baru saja selesai belanja di kawasan Demak. Di kawasan itulah Andi menarik dompet Rahayu di laci bagian bawah setir.

Sontak, Rahayu mengejar Andi sampai di perempatan Dupak– Demak. Karena terburu-buru, Andi kemudian menabrak becak yang sedang berhenti.

Sugianto dan Baktiriyan­to yang sedang bertugas langsung beraksi. Dia meringkus Andi dan membawanya ke pos polisi terdekat. Andi kemudian diserahkan ke Mapolresta­bes Surabaya untuk diproses. Karena itu, mereka diberi penghargaa­n oleh Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal.

Menurut Kasatlanta­s Polrestabe­s Surabaya AKBP Adewira Negara Siregar, insting polisi ketika di jalanan memang harus terus diasah. Sebab, kejahatan selalu terjadi di jalanan.

Karena itulah, Adewira berpesan kepada semua anggotanya. Mereka harus tetap waspada, kapan pun dan di mana pun. ”Inti pekerjaan kami hanya satu, mengayomi masyarakat dan mengedepan­kan kenyamanan masyarakat,” tegas alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut. (*/c6/dos)

 ?? ARYA DHITYA/JAWA POS ?? make-up make-up.’’ make-up artist competitio­n
ARYA DHITYA/JAWA POS make-up make-up.’’ make-up artist competitio­n

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia