SEA Games Bukan Acuan Utama
Menpora Minta TC di Luar Negeri Lebih Lama
JAKARTA – Pelajaran berharga dari SEA Games 2017 sudah dipetik Satlak Prima. Berbagai evaluasi telah dilakukan untuk menatap banyak event pada kemudian hari. Imple mentasinya bakal terlihat dalam persiapan atlet- atlet pilihan tanah air menuju Asian Games (AG) 2018.
Pemusatan latihan nasional (pelatnas)( l ) menujuj Ai Asian G Games 2018 dimulai secara bertahap pada awal oktober mendatang. Saat ini lembaga di bawah Kemenpora yang menjadi ujung tombak peningkatan prestasi atlet itu berkoordinasi secara intensif dengan pengurus besar cabor (cabor) untuk
menentukan siapa saja atlet yang bakal d dipanggil, ikut ambil bagian di p pelatnas.
Namun, yang menjadime catatan adalah hasil SEA GamesG bukan menjadi acuan tunggaltu Satlak Prima dalam menentukanmen nama-nama yang m masuk pelatnas nanti. Perolehan m medali di Malaysia bukan jamin jaminan menghuni pelatnas lagi. SetidaknyaSet ada lima kriteria ( selengkapnyas
lihat grafis) yangyan ditetapkan Satlak Prima.
Kepala Satlak Pr Prima Achmad Soetjipto menerangkan,menera pekan lalu timnya memanggilmem PB cabor pelatnas. ” Yang paling ditakuti diditakutiki atlet atletl adalahadaldlal kebijakan seleksi yang tidak tidakk adil,”a ujarnya setelah mengikutimengikuuti diskusi di Wisma Kemenpora,Kemenppor Jakarta, kemarin (19/8).
Karena itu, sejuum sejumlah aspek menjadi pertimbanganpertimbban Satlak Prima dalam menentukanm skuad pelatnas.pelaatn Khusus Asian GGa Games 2018, pelatnas pelatnass bakal melangsu ngkannyalangsunng terhitunghiitu 1 Oktober menda tang. Hingga kini, Soetjipto belul lum bisa memasti mastikanka berapa cabor yang akan menggelar pelatnas lebih dulu.
Namun, melihat proyeksi yang ada, sangat mungkin didominasi cabor individu. ”Nanti ada 500an personel yang terdiri atas atlet dan ofisial. Tapi, itu masih berkembang. Melihat situasi terkini,” urainya.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi meminta persiapan menuju Asian Games tersebut bisa lebih maksimal. Salah satu caranya, memberikan kesempatan tryout dan training camp dengan durasi yang lebih lama. Diharapkan, itu bisa memberikan dampak yang positif kepada prestasi atlet.
”Kalau biasanya, hanya 1–2 bulan. Nanti saya minta minimal enam bulan. Biar lebih efektif,” ujarnya. Politikus kelahiran Bangkalan tersebut juga memberikan garansi dukungan Kemenpora tetap maksimal kepada atlet.
Di tempat yang sama, Agus Prayogo, pelari jarak jauh terbaik Indonesia saat ini, meminta SK Satlak Prima bisa segera keluar. ”Dengan begitu, saya bisa kembali berlatih dengan tenang,” ungkap pria yang juga anggota TNI-AD itu.
Agus diproyeksikan turun di nomor maraton pada Asian Games 2018. PB PASI juga sudah menyiapkan kembali pelatnas lari jarak jauh yang akan berlangsung di sentra latihan kawasan Malabar, Pangalengan, Jawa Barat. ( nap/ c24/ ady)