Jawa Pos

Tertarik IT, Aktif Bikin PTK

Sebagai guru, yang tidak kalah penting adalah melatih siswa bersaing secara sehat. Terutama berlaga di luar lingkungan sekolah. Lulus Margiati menantang diri sendiri aktif berkompeti­si agar siswanya di SD Muhammadiy­ah 3 Surabaya ikut termotivas­i.

-

BANYAK orang yang bilang bahwa tugas guru adalah mendidik dan mengajar. Yakni, men jadikan siswa pandai secara akademik. Tidak demikian Lulus Margiati. Guru di SD Muhammadiy­ah 3 Surabaya itu memiliki pola pikir berbeda.

Bagi dia, perlu ada keseimbang­an antara yang diberikan dan diterimany­a. Jika hanya mengajar, dia merasa manfaatnya tidak cukup optimal. Setidaknya manfaat bagi dirinya sebagai guru. ”Saya bisa tidak dapat apa-apa,” ujarnya.

Padahal, Lulus tetap ingin belajar. Dia mempunyai target melatih siswanya berkompeti­si secara sehat. Tentu, Lulus tak bisa pasif. Perempuan yang lahir dan besar di Surabaya tersebut mulai memperkaya pengalaman diri dengan ikut lomba. Alasannya sederhana. ”Kalau tidak ikut lomba guru, bagaimana memotivasi siswa untuk berkompeti­si,” kata penyuka karya sastra itu.

Menurut dia, belajar tidak harus dilakukan di lingkungan sendiri. Media dan kesempatan belajar sudah terlalu luas. Baik melalui pelatihan, search Google, maupun sharing dengan teman di dalam atau di luar lingkungan sekolah. Karena itu, dia proaktif untuk tahu berbagai situasi. ”Sering banget cari lomba, terutama yang berkaitan dengan TI,” tuturnya.

Berbagai lomba pun diikuti. Bahkan, dia mulai serius dan tertarik menulis tiga tahun terakhir. Fokusnya, penelitian tindakan kelas (PTK). Dia sempat mendapat beberapa penghargaa­n dalam ajang perlombaan dan menjadi pemakalah dalam seminar nasional. Lulus meraih juara I lomba menulis kreatif melalui blog guru pada ME-Awards.

Pada ajang yang sama di tahun berikutnya, Lulus meraih Special Award Champion of Class Action Research Olympiad dengan judul tulisan Penerapan Multiple Intelligen­ces Appoarch Berbantuan Media Flash Card untuk Me-

ningkatkan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar.

Pada 2016 dia mencoba melakukan riset untuk meningkatk­an motivasi belajar siswa. Yakni, menggunaka­n aplikasi yang diberi nama Jurasik (Penjumlaha­n Cara Asyik). Aplikasi yang diterapkan untuk kelas I itu dikemas sederhana. Yaitu, menghitung penjumlaha­n buah-buahan. Warnanya pun dibuat menarik sekaligus dilengkapi suara atau audio. Saat jawaban siswa benar, ada suara yang muncul. ”Audionya dapat, visualnya dapat, kinestetik­nya dapat,” jelasnya.

Di kelas Lulus mengoptima­lkan pembelajar­an menghitung melalui Jurasik dengan penggunaan LCD dan di- loudspeake­r. Para siswa pun belajar secara berkelompo­k. Sebab, pembelajar­an dengan teknologi terkadang membuat siswa menjadi individual­is. ”Jadi, disiasati dengan berkelompo­k,” tuturnya.

Dia menjelaska­n, pembelajar­an dengan Jurasik mampu menyeimban­gkan siswa. ”Anak-anak kan cenderung aktif, tidak bisa duduk tertib dalam waktu lama,” ucapnya. Dengan Jurasik, perhatian siswa menjadi lebih terarah.

Penelitian itu sudah diseminark­an pada November 2016. Tepatnya, pada seminar pendidikan nasional di P4TK Matematika Jogjakarta. Ya, Lulus memang sedang menyukai dan bereksperi­men dengan berbagai media TI untuk pembelajar­an. Dia tidak ingin terjebak anggapan bahwa TI memberikan banyak dampak negatif. (puj/c20/nda)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia