Jawa Pos

Pura Besakih Ditutup untuk Wisatawan

Pemprov Ambil A Alih Penanganan Pengungsi Karangasem

-

KLUNGKUNG – Pemprov Bali mengambil alih penanganan pe- ngungsi di Kabupaten Karangasem. Hal itu dilakukan karena makin banyaknya pengungsi setelah dinaikkann­ya status Gunung Agung menjadi level awas sejak tiga hari lalu (22/9).

Tim pemprov menjadikan Dermaga Tanah Ampo sebagai posko utama satgas siaga darurat. Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengungkap­kan, pejabat teras Pemprov Bali siaga di posko tersebut. ’’Sekarang Pemprov Bali pindah ke (Dermaga) Tanah Ampo,’’ katanya kemarin (24/9)

Berdasar data terakhir yang diperoleh Jawa Pos kemarin, jumlah pengungsi di wilayah Karangasem sudah mencapai 15.129 jiwa, sedangkan pengungsi di luar Karangasem mencapai 23.447 jiwa. Angka itu hampir pasti akan terus naik.

Menurut Pastika, jumlah pengungsi yang terus bertambah membuat Pemkab Karangasem kewalahan. ’’Sehingga Karangasem kerjanya terlalu banyak,’’ ujarnya. Karena itu, Pemprov Bali memutuskan untuk mengambil alih penanganan pengungsi di kabupaten tersebut.

Namun, tidak berarti pengungsi yang memilih lokasi pengungsia­n di wilayah lain tidak mendapat pearhatian. Pastika menuturkan, pihaknya sudah menugaskan setiap pimpinan daerah untuk berkonsent­rasi terhadap pengungsi di wilayah masing-masing. ’’Bupati standby, sedangkan Pemprov Bali ambil alih Karangasem,’’ katanya.

Dia menilai, Pemprov Bali perlu turun langsung menangani pengungsi di Karangasem lantaran kondisinya sudah tidak lagi bisa ditangani pemerintah kabupaten sendiri. Di samping jumlah pengungsi paling tinggi, Karangasem paling dekat dengan Gunung Agung. ’’Kalau benar-benar terjadi erupsi, minimal jumlah pengungsi 70 ribu,’’ imbuhnya.

Pejabat kelahiran 1951 itu mengakui, belum seluruh warga yang tinggal di kawasan rawan bencana mau mengungsi. ’’Pekerjaan paling sulit adalah evakuasi orang. Suruh orang mengungsi itu tidak gampang,’’ terang Pastika.

Apalagi, sambung dia, terdapat Pura Besakih di area berbahaya. Pura yang juga menjadi salah satu destinasi wisata di Karangasem tersebut masih didatangi wisatawan mancanegar­a. ’’ Jangan dekat-dekat (Pura Besakih) dulu lah,’’ tegasnya.

Tidak bermaksud tidak sopan kepada wisatawan. Pemprov Bali justru peduli atas keselamata­n mereka. Karena itu, Pastika memerintah petugas untuk bersikap tegas. Jika ada turis yang membandel, petugasdip­ersilakanm­engusirnya.

Di tempat terpisah, Bupati Klungkung I Nyoman Mas Suwirta menyampaik­an, kebutuhan makanan, kesehatan, dan pendidikan memang menjadi perhatian. GOR Swecapura sebagai lokasi pengungsia­n dengan jumlah pengungsi terbanyak di Klungkung dipastikan tidak kekurangan makanan. Kebutuhan makanan untuk 3.714 jiwa yang mengungsi di lokasi tersebut terpenuhi. ’’Bantuan terus datang,’’ ungkapnya.

Berdasar pantauan Jawa Pos, sejak pagi sampai siang kemarin, bantuan untuk pengungsi di GOR Swecapura memang terus mengalir. Masyarakat umum serta lembaga swasta maupun lembaga pemerintah datang silih berganti untuk menyalurka­n bantuan. Baik berbentuk barang, makanan, maupun uang. ’’Setiap hari pengungsi dapat makan tiga kali,’’ ucap Suwirta.

Secara keseluruha­n, jumlah pengungsi yang memilih Klungkung sebagai tempat untuk mengungsi sudah mencapai 11.484 jiwa. Mereka tersebar di 101 lokasi. Untuk memastikan kebutuhan kesehatan mereka terpenuhi, kata Suwirta, Pemkab Klungkung menggratis­kan pelayanan di RSUD Klungkung. ’’Ada 39 pengungsi yang dirawat inap. Kami siapkan tempat khusus.”

Sementara itu, 1.689 pelajar dibantu untuk tetap bisa belajar dan bersekolah. ’’Kami pilih beberapa sekolah yang dekat lokasi pengungsia­n,’’ ucap Suwirta.

Mengenai warga yang belum meninggalk­an kawasan rawan bencana, Bupati Sumatri menjelaska­n bahwa pihaknya terus mengimbau mereka. Urusan ternak yang membuat mereka enggan mengungsi bakal ditangani Pem- kab Karangasem. ’’Akan kami beli supaya tidak dijual dengan harga murah,’’ ujarnya.

Memang, tidak seluruh ternak milik warga di kawasan rawan bencana bisa dibeli pemerintah. Namun, Suwirta memastikan bahwa ternak yang dibeli instansiny­a bakal kembali kepada masyarakat. ’’Bisa untuk lauk mereka di pengungsia­n,’’ tuturnya.

Meski sulit, dia berharap masyarakat yang belum bersedia mengungsi segera turun untuk keluar dari zona merah.

Sementara itu, berkaitan dengan aktivitas wisatawan di Pura Besakih yang tidak kunjung surut, Pemkab Karangasem sudah mengadakan rapat bersama. Dalam rapat itu, dibahas soal penutupan pura tersebut untuk wisatawan. ’’Karena ada di zona berbahaya. Tentu akan kami tutup,’’ ujarnya.

Meski status Gunung Agung sudah masuk level IV, masih ada warga yang menolak mengungsi. Padahal, mereka tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyampaik­an, pihaknya sudah berulang-ulang meminta warga yang tinggal dalam radius 9–12 kilometer dari puncak Gunung Agung untuk mengungsi. ’’Harus kosong,’’ tegasnya.

Karena itu, Pemkab Karangasem bersama BNPB, BPBD Bali, dan BPBD Karangasem terus berupaya merayu warga. ’’Yang jompo dan ibu hamil kami ungsikan lebih dulu,’’ jelasnya.

Sisanya yang masih bertahan terus dirayu agar bersedia mengungsi. Namun, dia belum bisa memastikan angka pasti yang masih memilih bertahan di tempat tinggal mereka.

Yang pasti, sambung bupati, instruksi dari pemerintah jelas. Tidak boleh ada warga yang masih berada di KRB III. ’’Apalagi 3 kilometer, 6 kilometer dari puncak,’’ ujarnya. (syn/c5/nw)

 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ?? MEMOHON PERTOLONGA­N: Warga Rendang, Karangasem, melakukan upacara Ngastitian­g Jagat Bali kemarin. Prosesi itu dilakukan untuk meminta keselamata­n, terhindar dari marabahaya bencana, termasuk meletusnya Gunung Agung.
RAKA DENNY/JAWAPOS MEMOHON PERTOLONGA­N: Warga Rendang, Karangasem, melakukan upacara Ngastitian­g Jagat Bali kemarin. Prosesi itu dilakukan untuk meminta keselamata­n, terhindar dari marabahaya bencana, termasuk meletusnya Gunung Agung.
 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ?? STATUS AWAS: Kondisi Gunung Agung saat gambar diambil kemarin kemarin.
RAKA DENNY/JAWAPOS STATUS AWAS: Kondisi Gunung Agung saat gambar diambil kemarin kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia