Jawa Pos

Kabar Permen Susu PCC yang Meresahkan

-

PEMBICARAA­N tentang obat berbahaya paracetamo­l caffein

carisoprod­ol (PCC) sedang hangat-hangatnya. Peredaran obat tersebut di beberapa daerah yang menyasar anak-anak memang sangat meresahkan. Kondisi itu ternyata dimanfaatk­an para pembuat hoax untuk menebar informasi palsu. Isinya tentang permen susu murah yang mengandung PCC.

Kabar hoax itu disebar melalui grup-grup percakapan dan media sosial. Formatnya banyak. Ada yang ditujukan untuk masyarakat umum. Ada juga yang sasarannya spesifik. Misalnya, informasi yang ditujukan kepada untuk warga Desa Geneng.

Pesan itu didahului dengan informasi tentang penggerebe­kan pabrik narkoba di Banyumas, Jawa Tengah, oleh tim Mabes Polri di Jalan Raya Baturaden. Dalam penggerebe­kan itu, polisi menemukan empat tong barang jadi pil PCC dan perangkat mesin pembuatnya.

Informasi tersebut tidak salah. Polisi beberapa waktu lalu menggerebe­k pabrik PCC. Hanya, data itu disebarkan dengan ditambahka­n informasi yang tidak benar. Tambahan itu yang bikin resah.

Pesan tambahan itu mengaitkan PCC dengan permen rasa susu yang dikemas kecil-kecil. Permen berbentuk sapi tersebut juga disebut mengandung narkoba. ’’Tulisan namanya permen susu, ada BPOM-nya. Tetapi, itu pil PCC,’’ tulis pembuat pesan.

Dalam pesan itu juga disebutkan bahwa ada siswa SD di Ambarawa yang membeli permen susu sehara Rp 2.000 dan mendapat banyak. Setelah memakan permen susu tersebut, siswa merasa mual, pusing, dan lemas. Di bagian paling bawah, dituliskan nama Aiptu Heru Yulianto yang disebut-sebut sebagai anggota Bhabinkamt­ibmas Desa Geneng. Polisi itulah yang katanya menyebarka­n informasi secara resmi kepada masyarakat Desa Geneng.

Sangat sedikit yang meragukan kebenaran kabar tersebut. Apalagi, baru-baru ini ramai pemberitaa­n tentang maraknya peredaran PCC. Meskipun, PCC sebenarnya bukan masuk golongan narkoba.

Merespons kabar itu, Direktur Narkoba Mabes Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto menyatakan sudah memerintah direktur Narkoba Polda Jateng agar mengecekny­a bersama BPOM dan Dinas Kesehatan Jateng. Hasilnya, disimpulka­n bahwa kabar tersebut tidak benar. Menurut Eko, tidak ditemukan masyarakat yang sakit atau dirawat setelah makan permen susu tersebut.

’’Berita ini bohong,’’ tegasnya. Eko juga menyatakan bahwa dirinya sudah berkoordin­asi dengan Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropi­ka, dan Zat Adiktif terkait dengan kabar itu. DaDari sana juga dipastikan babahwa tidak ditemukan ka sus se perti yang divdiviral­kan.

HHingga kemarin, pesan papalsu itu masih disebarkak­an via beberapa media sossosial, terutama Facebook. AdAda yang membumbui dendengan berbagai gambar. BuBukan hanya permen sussusu. Ada juga yang menamnamba­hkan video dari tayatayang­an berita salah satu teletelevi­si swasta. Namun, daldalam tayangan tersebut, tidatidak dijelaskan mengenai perpermen PCC. AdAda pula netizen yang ikut latah menyebarka­n infoinform­asi palsu itu dengan menmenamba­hkan foto seseoranor­ang anak yang sedang dirawatra di rumah sakit. AnaAnak tersebut dipasangi berbberbag­ai slang medis. Salah satu akun Facebook yang ikutmikutm­enyebarkan informasi tersebut adalah Sion Anugerah. Hingga kemarin, posting- an Sion mengenai permen PCC dibagikan ulang hingga 108 kali.

Meskipun pesan tersebut hoax, ada baiknya kita tetap waspada terhadap makanan yang akan dikonsumsi keluarga kita. Pastikan melakukan cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwars­a. Hoax itu juga mungkin bisa Anda gunakan sebagai strategi menolak permen sebagai pengganti uang kembalian di swalayan. ’’Maaf Mbak, saya tidak mau kembalian permen. Takut permen PCC.’’ Mungkin begitulah alasan yang bisa Anda gunakan. (idr/eko/gun/c4/fat)

FAKTA Berdasar pengecekan Pola Jateng bersama BPOM dan Dinas Kesehatan Jateng, tidak ditemukan adanya permen susu yang mengandung PCC seperti yang viral di media sosial dan grup-grup percakapan.

 ?? HERLAMBANG/JAWA POS ??
HERLAMBANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia