Tower JBC Pastikan Bali Tetap Benderang
BANYUWANGI – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan membangun SUTET (saluran udara tekanan ekstratinggi) 500 kv Jawa Bali Crossing (JBC) sebagai salah satu proyek pendukung 35 ribu mw. Proyek tersebut membentang dan melintasi laut di antara dua tower. Yakni, dari Grand Watudodol, Banyuwangi, Jawa Timur, ke Segara Rupek, Buleleng, Bali, dengan jarak 2,68 kilometer. JBC juga direncanakan menjadi tower listrik tertinggi di dunia dengan tinggi 376 meter.
Manajer Unit Pelaksana Proyek Jaringan II Jawa Bagian Timur dan Bali I Indrayoga Suharto menyatakan, SUTET 500 kv JBC itu bertujuan menyalurkan energi listrik dari Pulau Jawa ke Pulau Bali. Saat ini Bali memiliki daya terpasang 1.290 mw, dengan daya mampu 1.100 mw dan beban puncak sekitar 860 mw. ”Artinya, saat ini PLN mempunyai daya sekitar 200 mw di Pulau Bali,” ujarnya di Banyuwangi akhir pekan lalu.
Dia memaparkan, asumsi pertumbuhan listrik di seluruh Indonesia mencapai 8,7 persen per tahun. Sementara itu, di Bali diperkirakan tumbuh 10–15 persen per tahun karena pesatnya perkembangan industri, terutama perhotelan. ”Kalau pertumbuhannya seperti itu, pada 2021 apabila tanpa JBC, beban puncaknya akan menjadi 1.214 mw. Sementara itu, daya mampunya hanya 1.100 mw. Hal yang terburuk, Bali mengalami kegelapan pada 2021 karena kurangnya pasokan listrik di situ,” paparnya.
General Manager Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali I Mayarudin menambahkan, saat ini proyek JBC sampai pada tahap pengurusan izin. Total ada 13 perizinan yang diselesaikan. Dengan demikian, masih kurang dua perizinan. Yaitu, izin pinjam pakai kawasan hutan dari Kementerian LHK dan izin penetapan lokasi Kabupaten Buleleng dari Pemprov Bali. (car/c16/sof)