Joging Setiap Hari Minimal 30 Menit
Yang paling berat dari penerapan pola hidup sehat adalah menjaga konsistensi. Itulah yang telah ditaklukkan Kepala Dinas Sosial ( Kadinsos) Surabaya Supomo. Menjaga hidup sehat sejak kecil, dia kini tiap hari joging. Tidak pernah terlewat satu hari pun.
SABTU pagi (23/9) itu Supomo memulai hari dengan joging. Dengan berkaus putih, bercelana pendek, dan bersepatu kets, dia menyempatkan diri untuk mampir ke lapangan KONI sebelum ngantor di Dinas Sosial Surabaya, Keputih. Untuk joging. Rutinitas itu tak pernah terlewat satu hari pun dalam 1,5 tahun terakhir.
Ketika Supomo datang, sudah banyak orang yang berolahraga. ”Sabtu atau akhir pekan selalu ramai,” kata suami Siti Aminasi tersebut. Dia lalu melakukan stretching. Meregangkan otot-otot agar tidak kaget saat diajak beraktivitas tinggi
Kemudian, dia mulai joging dengan mengelilingi lapangan sepanjang 400 meter tersebut.
Satu putaran dilalui, Supomo masih tetap bersemangat. Dia pun terus berlari hingga menyelesaikan delapan putaran. Tanpa berhenti. Larinya tidak kencang. Namun, pace- nya stabil. Itu menunjukkan bahwa ayah Wulan Ayu Maharani tersebut sudah biasa berlari.
Setelah delapan lintasan, Supomo mulai berkeringat. Namun, dia belum berhenti setelah melahap 3,2 km. Kali ini kepala dinas sosial tersebut memilih untuk joging di sepanjang lintasan sisi barat. Dia ingin mencari sinar matahari.
”Kalau pagi seperti ini, panas matahari bagus buat tubuh,” ucap Supomo setelah berlari. Ya, sudah 30 menit dia berlari. Delapan kali mengelilingi lapangan KONI dan empat kali berlari bolak-balik di satu jalur. Jangan ditanya capek atau tidak. Supomo selalu memastikan bahwa dirinya tidak lelah. ”Saya sengaja tidak ambil istirahat saat joging biar benarbenar maksimal,” katanya.
Itulah rutinitas sehari-hari Supomo. Joging setiap pagi sebelum bekerja. Aktivitas tersebut dia lakukan setiap hari tanpa putus. Kebiasaan itu juga melatih Supomo untuk semakin disiplin dengan waktu. Setiap hari dia selalu berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30. Kemudian, dia memarkir mobilnya di depan lapangan KONI pada pukul 06.00. Lalu joging minimal 30 menit.
”Masuk kerja kalau hari biasa kan pukul 07.30. Kalau Sabtu pukul 08.30,” ujarnya. Apalagi, jarak dari lapangan KONI ke kantor dinas sosial sangat dekat. Hanya 5–10 menit perjalanan. Jadi, Supomo tidak pernah merasa ribet untuk meluangkan waktu buat joging sebelum bekerja.
Supomo mengakui bahwa yang berat adalah memulai untuk konsisten berolahraga. Pada saat awal-awal, dia kerap tergoda untuk berhenti berolahraga. Namun, dia terus berusaha mematahkan rasa malas tersebut. ”Olahraga itu harus komitmen. Kalau tidak, paling hanya bertahan beberapa minggu,” ujarnya.
Kebiasaan itu juga membuat dia mengenal orang-orang yang berlari di lapangan KONI. Terutama yang rutin berolahraga. ”Coba lihat, pasangan kakek dan nenek itu setiap hari juga joging,” kata Supomo sambil menunjuk kakek dan nenek yang berlari sejajar di lapangan tersebut. Meskipun usia mereka sudah sangat tua, pasangan suami istri itu tetap bersemangat berolahraga. ”Semakin tambah usia, justru harus lebih sering berolahraga,” imbuh Supomo.
Hal itu pula yang menjadi alasan Supomo untuk joging rutin setiap hari sebelum pergi ke kantor. Sebab, di usia yang sudah menginjak kepala lima, tentu fungsi organ tubuh mulai menurun. Cara untuk menjaga tubuh tetap fit dan bugar adalah rutin berolahraga. ”Usia seperti saya ini cocok untuk joging. Sederhana dan murah,” ujarnya, lantas tertawa.
Sejatinya Supomo memang pencinta olahraga sejak kecil. Karena berasal dari keluarga kurang mampu, salah satu caranya untuk menunjukkan prestasi saat itu hanya melalui olahraga. Karena itu, dia mulai masuk ke beberapa klub olahraga. Saat SD, dia pernah masuk klub sepak bola TNI Angkatan Darat, PSAD. Kemudian, saat SMP, dia bergabung dengan PORPAD Volleyball Club Surabaya. ”Jadi, olahraga sudah menjadi bagian dari hidup saya,” tutur dia.
Awalnya, olahraga yang disukainya adalah sepak bola, bulu tangkis, dan voli. Namun, kakinya pernah cedera lantaran terkena sliding saat bermain bola dalam pembukaan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Karena itu, dia memilih joging karena lebih mudah dilakukan. ”Sekarang cari olahraga yang aman saja,” ujarnya.
Kebiasaan joging sebelum berangkat kerja ternyata membawa pengaruh positif terhadap lingkungan kerja. Banyak juga staf yang ingin ikut berolahraga setiap pagi. Sebagian pegawainya memilih untuk joging di sekitar kantor. Ada pula yang mengambil olahraga lain. ”Kadang staf-staf saya juga ikut joging. Biasanya lari di sekitar kantor dinsos,” katanya.
Supomo sangat senang ketika banyak stafnya yang ikut memulai hidup sehat. Sebab, ketika tubuh bugar, mereka juga semakin bersemangat dalam bekerja. Terlebih, pekerjaan di dinsos membutuhkan tenaga ekstra untuk turun ke lapangan. Menyelesaikan permasalahan sosial. ”Yang paling sulit itu menjaga konsistensi teman-teman di kantor untuk berolahraga,” ujarnya.
Mencintai tubuh sendiri. Ya, itulah yang kini sedang dilakukan Supomo. Dia juga berusaha mengajak orangorang di sekitarnya untuk mencintai tubuh masing-masing. Bukan hanya orang-orang di lingkungan kerja, tetapi juga keluarga. ”Awalnya memang berat,” ucap dia.
Supomo menambahkan, untuk mengajak seluruh staf hidup sehat, beberapa kegiatan pun dilakukan. Salah satunya, seluruh staf diajak berlibur ke tempat yang membutuhkan trekking. Misalnya Green Bay Banyuwangi. Untuk mencapai lokasi dengan keindahan yang paripurna, Supomo mengajak seluruh staf menjelajahi hutan. ”Ada yang kuat. Ada yang harus pelan-pelan,” ujarnya.
Sepanjang perjalanan tersebut, Supomo selalu memastikan kondisi para staf. Bahkan, dia tidak segan kembali menuruni trek untuk mengecek para staf. ”Sekaligus melihat kemampuan fisik. Setelah itu, semua happy karena lelahnya terbayar dengan keindahan alam,” kata dia.
Supomo menuturkan, orang yang terbiasa berolahraga justru tidak mudah lelah. Jika sakit, mereka juga lebih cepat untuk sembuh. ”Saya kalau sakit flu justru berolahraga. Tidak mau minum obat. Sembuh,” ujarnya.
Ketika sedang asyik-asyiknya joging, tidak jarang juga Supomo menerima panggilan dadakan dari Wali Kota Tri Rismaharini. Baik untuk rapat koordinasi (rakor) maupun penugasan mendadak dari wali kota. ”HP ( handphone, Red) ini pasti saya kantongi selama joging. Jaga-jaga kalau ada panggilan dari Bu Wali,” kata Supomo sambil mengeluarkan HP dari saku celana.
Bahkan, dia sering mendatangi rakor dengan hanya mengenakan pakaian joging. Berkaus dan bercelana pendek. Sepatu pun kets. Sebab, ketika ada panggilan dari wali kota, dia harus segera berangkat. ” Ya pakai baju seperti ini. Enggak sempat ganti baju, kan?” tuturnya.
Selanjutnya, karena jam masuk kantor masih agak lama, Supomo kembali ke lintasan. Melanjutkan joging sekuatnya untuk menjaga kesehatan. (*/c11/ano)