Jawa Pos

Sirkuit Ujung–Bangkalan Putus Total

-

SURABAYA – Kebakaran di bawah jalur motor Jembatan Suramadu berbuntut panjang bagi warga Madura. Sebab, 40 persen wilayah Madura mengalami blackout (listrik padam) jika dibandingk­an dengan sebelum kebakaran. Itu terjadi setelah sirkuit Ujung–Bangkalan dinyatakan putus total.

Hal tersebut diungkapka­n Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administra­si PT PLN Distribusi Jatim Gregorius Wisnu. ”Madura kini hanya dipasok sebesar 146 megawatt dari sirkuit Kenjeran– Gili Timur,” kata Wisnu. Sebagaiman­a diketahui, pasokan listrik Madura dilewatkan dua sirkuit. Yakni sirkuit Kenjeran–Gili Timur dan Ujung–Bangkalan.

Rata-rata daya listrik yang dipasok tiap sirkuit sebesar 150 megawatt. Sedangkan beban puncak di Madura rata-rata 221 megawatt. Jika salah satu sirkuit dinyatakan putus total, tentu saja separo pasokan bakal hilang

Wisnu menyatakan, saat kebakaran terjadi, saluran kabel tegangan tinggi (SKTT) Ujung– Bangkalan baru dibebani 40 persen kemampuan normal. Namun, efeknya sangat terasa lantaran saat itu terjadi beban puncak. ”Selama perbaikan, kami bisa pasok sekitar 60 persen dari beban puncak,” papar dia.

Wisnu menambahka­n, perbaikan SKTT di Suramadu bisa memakan waktu 10–14 hari. Jalur motor Suramadu di bagian barat akan dibongkar total untuk perbaikan kabel. Rencananya, PLN mengganti seluruh SKTT Ujung– Bangkalan tersebut. Karena itu, Wisnu meminta maaf atas ketidaknya­manan yang terjadi. Pihaknya masih terus mendalami sejumlah temuan lapangan yang bisa mengungkap penyebab kebakaran.

Untuk mengurangi dampak, Wisnu mengatakan bahwa sejumlah genset akan didatangka­n dari beberapa daerah demi recovery kebutuhan listrik di Madura. Sebanyak 34 genset akan dikirimkan mulai hari ini ke sejumlah objek vital. Antara lain rumah sakit, kantor pemerintah­an, dan fasilitas umum lain di empat kabupaten secara merata. ”Kami sesuaikan kebutuhan listriknya,” papar Wisnu.

Dia juga mengimbau seluruh pelanggan yang memiliki genset atau sumber listrik cadangan untuk memanfaatk­annya terlebih dahulu. Apalagi, kini listrik di Madura dinyatakan siaga.

Kebakaran di Jembatan Suramadu kemarin memang cukup dramatis. Tampak mulai Sabtu (23/9) pukul 17.00, si jago merah baru benar-benar bisa ditundukka­n sekitar pukul 03.00 kemarin. Kebakaran tiga fasa (kawat) SKTT tersebut kemarin membuat sisi Madura langsung gelap gulita.

Selain itu, penanganan kebakaran tersebut cukup sulit. Sebab, titik api tidak benar-benar terlihat. Letaknya tersembuny­i di bagian bawah jalur sepeda motor. Petugas harus melakukan pembasahan melalui celah lubang drainase di jalur mobil. Tentu saja cara itu sulit optimal. Namun, petugas dinas pemadam kebakaran tak punya alternatif lain.

Padahal, dari jauh, jilatan api terlihat di sejumlah titik di kawasan Jembatan Suramadu. Tepatnya hampir di setiap celah sambungan beton di jalur motor dan celah drainase jalan. Alhasil, tiap celah yang dilalui api gosong. Suhu jalan di jalur motor yang terbuat dari beton setebal 30 cm tersebut pun sangat panas. ”Lebih dari 50 derajat Celsius,” ujar Kepala Gerbang Tol Suramadu Mujiono.

Awalnya, petugas menyatakan bahwa api mulai padam dan melangsung­kan pembasahan. Mereka lantas menjebol sebuah ruas beton jalur motor untuk mencari titik api lain. Pada Sabtu pukul 22.40 petugas berhasil mengangkat­nya dengan bantuan crane PLN.

Ternyata, masih ada dua titik api saat diintip dari goronggoro­ng itu. Petugas mencarinya dengan senter dan bantuan kamera. Jauhnya sekitar 200 meter di selatan ruas jalan beton yang dijebol.

Dalam lubang pertama itu, tiga kabel SKTT Ujung-Bangkalan masih terlihat utuh. Namun, warnanya hitam lantaran gosong terkena asap. Petugas lantas menjebol lagi ruas jalan di sebelah selatan sebanyak tiga titik. Api baru dinyatakan padam total pada pukul 02.30. Lamanya pemadaman di Suramadu disebabkan sulitnya akses.

Petugas harus berkali-kali menjebol dan mengangkat ruas jalan di jalur motor untuk bisa menyemprot­kan air ke kabel yang terbakar. Untuk mengangkat satu ruas beton berukuran 2,5 x 1,5 meter itu, dibutuhkan waktu 1,5–3 jam. ”Paling lama saat membuka lubang ketiga, tiga jam sendiri,” kata Kabid Operasiona­l Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Bambang Vistadi.

Bambang harus berjalan ke utara dan selatan berkali-kali untuk mengecek suhu jalan itu. Menurut dia, api berasal dari sekitar 150 meter sebelah selatan lubang pertama. Tepat seperti yang dilaporkan sejumlah pengendara yang melintas di area itu saat sore. ”Sekitar 150 meter di sebelah selatan pancang tiang utama jembatan ini,” jelasnya.

Pejabat Pembuat Komitmen BBPJN VIII Aditya Kusumadina­ta menyatakan akan berkoordin­asi dengan sejumlah pihak untuk menangani masalah krusial tersebut. Dia miris saat melihat motor melaju di jalur yang sama dengan mobil. ”Pas darurat saja ini,” katanya.

Aditya menuturkan, untuk memperbaik­i jalur motor Suramadu, pihaknya akan menggunaka­n jalan beton lagi. Bahannya khusus dan bisa cepat mengeras. ”Jenisnya fast-track, 36 jam sudah jadi,” ungkapnya. (mir/c11/ano)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia