Tinggi, Kebutuhan Tenaga Kesling dan Analis
SURABAYA – Kebutuhan tenaga kesehatan terbilang tinggi. Meski demikian, lulusan baru diketahui belum siap kerja. Mereka masih harus mengikuti uji kompetensi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes Usman Sumantri dalam wisuda di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya (Poltekkes Kemenkes) kemarin (24/9).
Usman menyatakan, kebutuhan tenaga kesehatan lingkungan (kesling) dan analis kesehatan sangat tinggi. ’’Kesling masih butuh 4 ribu dan analis butuh 6 ribu orang,’’ ujarnya.
Kebutuhan yang tinggi tersebut, lanjut dia, berkaitan dengan akreditasi lembaga kesehatan yang berlangsung besar-besaran. Terutama di tingkat puskesmas. Sebab, selama ini kondisinya belum memenuhi standar. Dari total 9.780 puskesmas, baru 30 persen yang memiliki analis.
Sayangnya, jumlah kebutuhan yang besar itu terkendala syarat uji kompetensi. Terutama bagi tenaga kesehatan yang akan masuk lingkungan pemerintahan. Sebab, diperlukan surat tanda registrasi (STR) lebih dulu. STR tersebut, lanjut Usman, didapat dari uji kompetensi yang berlangsung secara nasional.
Uji kompetensi itu dilangsungkan setelah lulusan mengantongi ijazah. Hingga kini, perguruan tinggi belum mendapat lampu hijau untuk menyelenggarakan uji kompetensi secara mandiri. ’’Nanti ada pengurusan khusus dengan Kemenristekdikti agar bisa uji kompetensi sebelum lulus,’’ ungkapnya.
Terkendalanya lulusan karena persyaratan itu dibenarkan Direktur Poltekkes Bambang Hadi Sugito. Pada kelulusan kali ini, baru 44 persen yang langsung terserap di dunia kerja. Itu pun didominasi sektor swasta yang tidak mensyaratkan uji kompetensi. Sebanyak 774 mahasiswa mengikuti wisuda kemarin. Mereka berasal dari beragam prodi kesehatan. Meliputi keperawatan, kebidanan, teknik elektromedik (tekmed), kesehatan lingkungan (kesling), serta analis kesehatan. Lulusan terebut terdiri atas jenjang diploma (D-3) dan sarjana terapan (D-4). (kik/c15/nda)