Jawa Pos

Jelajah Jalur Ekstrem dengan Motor ala Trail

Kesamaan hobi memacu motor trail sembari piknik menjadi latar belakang terbentukn­ya Trail Community for Tour and Recreation (Tractor). Komunitas itu punya ciri unik. Setiap kali touring, anggota diharuskan membawa sarung dan kopi.

- ARISKI PRASETYO HADI

EMPAT orang berbincang akrab di teras depan rumah Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan. Saat itu, tuan rumah ngobrol santai bersama Rudi Sujatmiko, Budi Hermawan, dan Joko. Salah satu bahan obrolan mereka adalah rencana touring ke Bromo. ”Ayo touring lagi di Bromo. Kemarin kemalaman,” ucap Sullamul Kamis lalu (21/9).

Ajakan laki-laki yang akrab disapa Wawan itu disambut anggukan oleh tiga temannya. Mereka sepakat berkelana ke Bromo minggu depan. ”Misi” kali ini adalah menuntaska­n perjalanan minggu sebelumnya. Perjalanan yang dimaksud bukan sekadar piknik. Mereka akan menjelajah alam dengan menggunaka­n motor trail.

Ya, empat orang tersebut tergabung dalam satu komunitas pencinta motor trail. Namanya Trail Community for Tour and Recreation (Tractor). Itu adalah wadah bagi semua orang yang hobi memacu adrenalin dengan mengendara­i motor trail. Melintasi jalur-jalur yang tidak umum. Tractor didirikan oleh Wawan lima tahun lalu. Pendirian klub motor trail tersebut lahir lewat diskusi singkat di rumahnya. Saat itu, sepeda motor

sedang booming. Banyak komunitas motor ekstrem yang berdiri di Sidoarjo.

Dalam diskusi itu, sejumlah teman menyampaik­an ide untuk mendirikan sebuah klub trail. Anggotanya para pemuda di kawasan Desa Kloposepul­uh, Kecamatan Sukodono. Namun, usulan tersebut belum bisa langsung diwujudkan. ”Karena tidak ada yang punya motor trail. Termasuk saya,” tuturnya.

Kendala tersebut tak melunturka­n keinginan mereka. Beberapa anggota lantas memodifika­si motornya menyerupai motor trail. Ada yang membuat Honda GL Pro menjadi trail. Ada juga yang mengubah Honda Win dan Yamaha RZR.

Tidak hanya motor ”lanang” yang diubah menjadi trail. Motor seperti Suzuki Shogun serta Yamaha Jupiter juga diutak-atik sehingga menjadi motor trail. ”Seadanya motor dimodifika­si menjadi trail,” ucap Wawan. Termasuk Wawan. Saat itu, dia tidak memiliki motor trail. Yang ada hanya sepeda motor warisan zaman semasa kuliah di Jogjakarta. Yakni, Suzuki Ts 125 CC. ”Makanya Abah memilihkan saya Suzuki Ts 125 CC. Agar tidak kebut-kebutan,” jelasnya.

Setelah semuanya memiliki kendaraan yang menyerupai trail, komunitas Tractor resmi berdiri. Kali pertama anggotanya hanya 20 orang. Hampir semuanya adalah teman dan kerabat dekat Wawan.

Sama seperti klub motor lain, Tractor juga sering menggelar touring. Wawan masih ingat betul awal-awal Tractor turun ke medan berat. Bromo menjadi tempat petualanga­n pertama. Selang satu hari keberangka­tan, 20 motor dikirim ke Malang. Besoknya baru anggota naik kendaraan menuju ke Malang.

Pada perjalanan perdana itu, mereka langsung menemui kendala. Empat motor rusak sekaligus. ”Ada juga anggota Tractor yang mekanik bengkel. Sehingga bisa langsung diatasi,” tuturnya.

Ada ritual Tractor setiap kali touring. Saat sampai di tempat tujuan, mereka segera mengeluark­an bekal wajib dari dalam tas. Yakni, kopi dan sarung. Minum kopi sembari menikmati keindahan alam dan bercengker­ama dengan teman. (*/c6/ai)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? trail PENGGAGAS TRACTOR: Sulamul Hadi Nurmawan dengan motor trail-nya.
BOY SLAMET/JAWA POS trail PENGGAGAS TRACTOR: Sulamul Hadi Nurmawan dengan motor trail-nya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia