Jawa Pos

Kemarau Panjang, Air Tetap Kencang

Puluhan desa masih gagal move on. Dari tahun ke tahun, kekeringan selalu melanda begitu kemarau tiba. Padahal, beberapa desa telah berhasil mengatasi kekurangan air. Itulah berkah himpunan penduduk pemakai air minum (hippam).

-

SUARA mesin diesel beradu dengan gemericik air yang tumpah di bak penampunga­n berukuran 4 x 3 meter. Air berasal dari sumur bor sedalam 110 meteran. Tidak hanya melimpah, air tersebut bahkan difilter sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga. Lancar lewat pipa.

Sejak 2011, penduduk Desa Kesamben Wetan merasa ayem. Berbulan-bulan musim kemarau pun, desa di wilayah Kecamatan Driyorejo itu tenang. Tidak ada lagi kesulitan air. Air bersih justru berlebih.

Bagaimana air bisa melimpah seperti itu? Desa yang puluhan tahun sebelumnya selalu kekeringan tersebut kini punya Hippam Tirto Bening. Itulah badan usaha milik desa (BUMDes). ’’Sekarang, kapan pun air tetap ngalir,’’ kata Juwariyah, warga Kesamben Wetan.

Perempuan 52 tahun tersebut menjadi pelanggan Hippam Tirto Bening mulai 2012. Sebulan, suplai air tercatat 25 meter kubik (m3). Harganya mencapai Rp 1.100 per m3. Jadi, Juwariyah cukup membayar Rp 27.500 per bulan. Cukup terjangkau. ’’ Yang paling penting, airnya bagus. Bisa diminum juga,’’ tutur ibu dua anak tersebut.

Kepala Pengelola Hippam Tirto Bening M. Imron menyatakan, hampir seluruh penduduk desa menjadi anggota hippam. Yaitu, 100 persen dari 1.400 kepala keluarga (KK). ’’Sebagian kecil tidak langganan karena memang punya sumur sendiri,’’ ungkapnya.

Seluruh kebutuhan air sehari-hari terpenuhi. Mulai mandi, mencuci, sampai minum. Hippam Tirto Bening mampu memproduks­i 20 ribu m3 air bersih per bulan. Bagaimana waktu kemarau? Hanya terjadi sedikit penurunan. Dari 20 ribu menjadi 17 ribu m3 per bulan.

Penurunan itu tidak banyak berpengaru­h. Suplai air ke rumah-rumah warga tetap lancar. ’’Air tetap aman. Silakan tanya warga. Mereka senang,’’ ujar Imron.

Kepala Desa Kesamben Wetan Munasim Syafi’i menjelaska­n, hippam di desanya merupakan bantuan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gresik. Bantuan utama berupa sumur dan bak penampunga­n. Selebihnya, jaringan pipa bawah tanah yang tersambung ke rumah warga diupayakan pemerintah desa. ’’Kami manfaatkan anggaran dana desa,’’ jelas Munasim.

Panjang jaringan pipa yang dipasang lebih dari 3.000 meter. Agar mudah tersambung, jaringan pipa menjangkau seluruh perkampung­an dan gang-gang kecil. ’’Jadi, meski kemarau, air aman untuk seluruh desa,’’ tandas Munasim. Tinggal buka keran, air langsung mengucur. Segar. (mar/c14/roz)

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS ?? DISTRIBUSI: Kepala Pengelola Hippam Tirto Bening M. Imron menjelaska­n alur distribusi air untuk seluruh warga Desa Kesamben Wetan.
UMAR WIRAHADI/JAWA POS DISTRIBUSI: Kepala Pengelola Hippam Tirto Bening M. Imron menjelaska­n alur distribusi air untuk seluruh warga Desa Kesamben Wetan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia