Fitnah Label PKI Serang Fahri
ISU soal Partai Komunis Indo nesia ( PKI) yang terus digoreng sejumlah pihak membawa serangkaian kabar hoax. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun jadi korban. Dia disebutsebut sebagai anak tokoh PKI M.H. Lukman. Padahal, Lukman meninggal enam tahun sebelum Fahri lahir.
Kabar hoax yang menerpa Fahri itu kini ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu akun yang menyebarkan bahwa Fahri anak PKI adalah akun Facebook bernama Ratya Mardika Tata Koesoma. Sekitar tiga hari lalu akun itu memposting foto kolase antara Fahri Hamzah dan seorang laki-laki. Foto Fahri berwarna dan foto laki-laki itu hitam putih.
”Siapakah FH sebenarnya??? Anak M.H. Lukman Wakil Ketua CC PKI.” Begitulah tulisan dalam kolase foto tersebut. Si akun Ratya Mardika Tata Koesoma menambahinya dengan caption lagi. ”Fahri Hamzah anak PKI. Harusnya KTP-nya ditandai itu,
gak boleh cari makan di Indonesia kaya anak turun PKI yang lainnya. Nggak adil dong kalau yang lain saja dibegitukan masak anak orang nomer duanya PKI bebas2 aja lenggang genjer2?.” Demikian status provokatif yang dibuat Ratya.
Kemarin status itu sudah dihapus. Entah apa motif Ratya Mardika Tata Koesoma. Yang jelas, status yang dibuatnya sangat ngawur. Foto lelaki yang disandingkan dengan Fahri ternyata Marco Kartodikromo. Menurut catatan Wikipedia dan salah satu penelitian mahasiswa Universitas Indonesia, Marco merupakan seorang penulis dan jurnalis. Dia pernah menjadi pewarta Medan Prijaji, Saro Tomo, dan Doenia Bergerak di era penjajahan Belanda.
Karena aktivitas jurnalismenya yang kerap mengkritik pemerintah Belanda, Marco ditangkap dan diasingkan ke Boven Digoel di Papua. Pria yang terlibat gerakan komunis saat pemberontakan 1926 itu akhirnya meninggal di pengasingan pada 1932.
Lantas, siapakah M.H. Lukman yang disebut sebagai ayah Fahri? Menurut catatan Wikipedia, M.H. Lukman memang wakil ketua Central Committee PKI. Dia merupakan anak seorang kiai dengan latar belakang Sarekat Islam, H Muchlas. Muchlas dan keluarganya (termasuk Lukman kecil) sempat diasingkan Belanda ke Boven Digoel pada 1929.
Catatan sejarah mengenai daftar tokoh yang meninggal dalam pembersihan antikomunis di Indonesia, nama Lukman masuk di dalamnya. Dia meninggal karena dihukum mati pada 1965 alias enam tahun sebelum Fahri Hamzah dilahirkan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lukman memiliki anak perempuan bernama Tatiana Lukman. Tatiana merupakan anak sulung di antara lima bersaudara pasangan M.H. Lukman dan Siti Niswati. Tatiana pernah menulis buku berjudul Pelangi. Di buku itu dia mengisahkan riwayat keluarganya. Catatan tentang Lukman di Wikipedia sama dengan yang ditulis Tatiana.
Kemarin Fahri yang diserang fitnah tersebut langsung membantah. ”Ayah saya itu seorang Masyumi yang taat. Saya sekolah di Muhammadiyah, ikut KAMMI sebelum bergabung ke PKS. Di Sumbawa waktu itu tidak ada PKI,” kata Fahri saat ditemui wartawan Jawa Pos di kompleks DPR.
Berdasar catatan sejumlah tulisan, termasuk data pencalegan di KPU, Fahri lahir di Utan, Sumbawa, NTB, pada 10 Oktober 1971. Ayah Fahri bernama Hamzah dan ibunya Nurjannah.
Si pembuat hoax mungkin sedang dehidrasi seperti iklan air mineral di televisi itu. Logikanya tidak dipakai ketika memproduksi kabar hoax. Bagaimana caranya Fahri lahir dari seorang ayah yang sudah meninggal enam tahun sebelumnya? (lum/gun/eko/c10/fat)