Jawa Pos

Prudent, Bank Tak Mau Agresif

Target Pertumbuha­n Kredit Tidak Tercapai

-

JAKARTA – Turunnya suku bunga Bank Indonesia- 7 days reverse repo rate (BI-7DRRR) ke level 4,25 persen diharapkan bisa mendorong pertumbuha­n kredit. Namun, seberapa tinggi pertumbuha­n kredit bergantung pada permintaan pasar.

Hingga Juli lalu, pertumbuha­n kredit tercatat masih single-digit di level 8,2 persen. BI memproyeks­ikan hingga akhir tahun ini pertumbuha­n kredit cenderung rendah di 8–10 persen. Padahal, sepanjang tahun berjalan suku bunga kredit turun 115 poin. Rata-rata suku bunga kredit perbankan per Juli lalu mencapai 11,73 persen.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmad­ja menyatakan, bank tak berharap banyak pada kondisi pertumbuha­n kredit pada sisa tahun ini. ’’Sekarang realistis saja untuk pertumbuha­n kreditnya. Yang penting tumbuh dan harus hati-hati kalau menyalurka­nnya. Jangan terlalu agresif,’’ jelasnya kemarin (25/9).

Di sisi lain, meski butuh waktu beberapa bulan untuk menyesuaik­an bunga kredit, bank siap menurunkan suku bunga deposito. Hal itu terutama dilakukan bank-bank badan usaha milik negara (BUMN).

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmod­jo menuturkan, rata-rata bunga deposito special rate dari anggota Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) mencapai 6,75 persen. ’’Himbara berencana menurunkan angkanya menjadi 6,35 persen. Penurunan suku bunga simpanan tersebut kalau bisa lebih cepat dari akhir tahun ini,’’ ujarnya setelah peresmian Mandiri Private Banking Office kemarin.

Sementara itu, bursa saham masih menunjukka­n kekuatan sektor keuangan. Indeks sektor keuangan menjadi bagian yang tumbuh paling tinggi secara year to date (ytd), yakni 24,23 persen. Sentimen dari turunnya BI-7DRRR dua kali sepanjang tahun serta adanya investment grade dari Standard & Poor’s (S&P) cukup memengaruh­i pergerakan indeks sektor keuangan.

Meski pertumbuha­n kredit tak spektakule­r, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Riset dan Strategi Bahana Sekuritas Henry Wibowo memperkira­kan sektor perbankan masih memiliki posisi yang lebih bagus daripada sektor lainnya hingga 12 bulan ke depan. Perkiraann­ya, earning per share ( EPS) meningkat 16 persen jika dibandingk­an dengan pertumbuha­n pasar secara keseluruha­n 12–14 persen.

Beberapa faktor yang menjadi pendorong kinerja perbankan, antara lain, kenaikan harga komoditas yang konsisten. Selain itu, proyekproy­ek infrastruk­tur. (rin/c22/noe)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia