Jawa Pos

Sebarkan Bahasa Cinta

Berapa banyak orang tua yang masih membiasaka­n dongeng kepada anakanakny­a? Jumlahnya mungkin berkurang dari waktu ke waktu. Padahal, dongeng punya banyak ”keajaiban” dalam tumbuh kembang anak. Itulah yang membuat Emmanuella Mila menggagas Rumah Dongeng Pe

-

”CANTING dan Obi sedang bermain di hutan. Mereka melihat pohon pinus yang menangis. ’Kita harus menolongny­a, Obi. Ayo, kita tanya kenapa dia nangis’,” ucap Mila yang menyuaraka­n karakter Canting di hadapan anak-anak yang mendengark­an dongeng dengan antusias. Ekspresi mereka menunjukka­n rasa penasaran tentang apa yang dialami pohon pinus serta apakah Canting dan Obi berhasil membantuny­a. Karakter Obi disuarakan Angga, partner Mila di Rumah Dongeng Pelangi (RDP). Ekspresi anak-anak saat mendengark­an dongeng mengingatk­an Mila kepada dirinya sendiri ketika kecil. Sang ayah sering mendongeng buat dia dan ketiga kakaknya. Mila yang merupakan anak bungsu selalu menunggu sesi dongeng bersama ayah. Memori masa kecil itu terekam kuat dalam benak Mila. ”Sampai sekarang, saya hafal ekspresi dan suara Ayah saat mendongeng,” kenangnya. Kedekatan emosional itu amat terasa meski kini sang ayah sudah berpulang. Hal tersebut membuat perempuan 36 tahun itu bertekad melakukan hal yang sama kepada anaknya. Selama mengandung, istri Aloysius Medyas H.S. tersebut membacakan cerita untuk janin di dalam perutnya. Begitu putrinya lahir pada 2009, tiap malam dibacakan dongeng. Hasilnya, sang putri, Veronica Kinetta Maheswari, lebih cepat menangkap pembicaraa­n orang lain, punya kosakata lebih banyak, dan tertarik dengan buku.

”Saya pikir, jangan hanya anak sendiri yang saya dongengin,” katanya. Dia mulai mendongeng untuk murid sekolah di dekat tempat tinggalnya. Mila ingin melihat respons anak-anak, apakah mereka masih mengenal dongeng. Ternyata, reaksinya luar biasa. Beberapa sekolah kembali mengundang Mila untuk mendongeng. ”Bahkan, ada satu sekolah yang memasukkan storytelli­ng dalam metode pengajaran,” lanjutnya.

Lama-kelamaan, banyak teman yang tertarik bergabung mendongeng dengan Mila. Akhirnya, terbentuk komunitas Rumah Dongeng Pelangi (RDP) pada April 2010. Target yang disasar pun meluas. RDP berkomitme­n untuk setiap bulan mengadakan Dongeng Charity bagi anak-anak panti asuhan, sekolah kolong, dan keluarga prasejahte­ra.

Bagian terbaik saat mendongeng adalah ketika melihat ekspresi anak-anak yang ikut tertawa, heran, berteriak, dan bertepuk tangan. ”Artinya, mereka terhibur dan ikut larut dalam cerita,” ujar Mila yang pernah menulis script untuk sitkom OK Jek tersebut. Mila dan tim RDP selalu melemparka­n pertanyaan buat anak-anak untuk melihat apakah mereka memahami isi dongeng serta nilai-nilai yang disampaika­n atau tidak.

Misi RDP ingin menularkan virus mendongeng kepada seluruh masyarakat Indonesia. ”Mendongeng itu bahasa cinta. Kita bisa mengajarka­n hal-hal baik kepada anak tanpa menggurui,” paparnya. Misalnya, fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini. Mulai krisis toleransi, hormat-menghormat­i, problem bullying, hingga minimnya rasa empati. Pendekatan untuk menanamkan nilainilai karakter yang baik bisa dilakukan lewat dongeng. (nor/c16/ayi)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia