Jawa Pos

Korban Pernah Tiga Hari Dilarikan

-

Padahal, mereka sudah merencanak­an pernikahan bulan depan.

Peristiwa memilukan itu terjadi di rumah korban Neny Agustin di Dusun Miling, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, Jatim, kemarin pagi (26/9). Ketika itu Mudiono, lelaki asal Desa Macanan, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, tersebut, secara membabi buta membacok Neny dan hendak membakarny­a. Sebilah parang yang dibawa juga dipakai untuk melukai tiga korban lain yang berusaha melerai.

Jawa Pos Radar Ngawi melaporkan, peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 10.00. Mudiono mendatangi rumah Neny. Mereka sempat terlibat cekcok. Tak mampu menahan diri, Mudiono mendadak menyerang Neny dengan parang. Neny berusaha menangkis hingga tangannya terluka. Namun, akhirnya parang menghunjam ke leher hingga kepala bagian belakang. Korban lantas terkapar..

Sumiati, 45, ibu korban, dan Prawiro Sikas, 82, kakeknya, juga tak luput dari serangan brutal Mudiono. Tanpa ampun, Mudiono dengan beringas membacok beberapa kali calon mertuanya hingga mengakibat­kan luka serius di kepala, punggung, dan tangan. Sedangkan Mbah Prawiro mengalami luka berat di bagian kepala dan tangan.

Mendengar teriakan histeris dari rumah Neny, Sumiyem, salah seorang tetangga korban, berusaha menghampir­i. Belum sampai di teras rumah, Sumiyem melihat Darwanti, salah seorang tetangga lain, juga berlari ke luar rumah.

Darwanti juga sempat dikejar pelaku. Dia mengaku melihat Mudiono membawa parang berukuran besar. Panik melihat Mudiono yang kalap, Sumiyem berusaha kabur. Nahas, dia terkena bacok di tangan. ”Saya lari, tapi sempat dibacok,” ujar Sumiyem saat ditemui Jawa Pos Radar Ngawi di UGD Rumah Sakit (RS) At-Tin Husada Ngawi.

Menurut Sumiyem, setelah itu pelaku langsung berlari ke arah hutan sambil membawa parang. Tak berselang lama, Sumiati dan Mbah Prawiro keluar rumah dengan kondisi bersimbah darah. Mereka meminta pertolonga­n ke tetangga. Hanya dalam sekejap warga datang ke lokasi.

Keempat korban langsung dibawa ke Puskesmas Jogorogo, tapi akhirnya dirujuk ke RS At-Tin Husada. ”Korban atas nama Neny sudah meninggal dunia di rumah sakit. Sedangkan yang lainnya masing-masing mengalami luka di bagian kepala dan tangan,” ujar dr Heppy Miladewi, dokter jaga UGD RS At-Tin Husada Ngawi.

Untuk keperluan otopsi, jenazah Neny dibawa ke RSUD dr Soeroto Ngawi. Ketiga korban lainnya menjalani perawatan intensif. Sumiati dan Prawiro masih dilanda trauma, sedangkan Sumiyem sudah membaik.

Tuminah, salah seorang bibi korban, mengatakan bahwa Mudiono tidak hanya ingin membunuh calon istrinya. Lelaki yang keseharian­nya bekerja mencari kroto (telur semut rangrang untuk makan burung) itu juga berusaha membakar rumah beserta penghuniny­a.

Sebelum aksinya diketahui tetangga, Mudiono sempat menyulut api di kasur tempat Neny terkapar. Warga yang datang ke lokasi langsung berupaya memadamkan api dengan melempar kasur itu ke luar rumah. ”Dari luar asap sudah kedul-kedul. Akhirnya (kasur, Red) dikeluarka­n, daripada membakar rumah,” ujar Tuminah.

Bersamaan dengan itu, banyak warga yang mengejar pelaku ke arah hutan. Yang lain melapor ke polisi. ”Rencananya, bulan Safar ijaban (menikah, Red),” katanya.

Menurut Tuminah, rencana pernikahan tersebut bukan sekadar angan-angan. Pihak keluarga sudah menentukan bulan yang baik untuk melaksanak­an pernikahan, yakni Safar bulan depan. Kedua calon mempelai sudah mempersiap­kan berbagai persyarata­n administra­si. Mulai mengurus surat lolosan ke pemerintah desa hingga surat sehat dan suntik TT (tetanus toksoid) di Puskesmas Jogorogo. Surat lolosan saat ini masih dibawa kepala dusun setempat, sedangkan surat sehat sudah dirampungk­an 22 September lalu. ”Tidak tahu kok bisa sampai seperti ini,” imbuhnya.

Hubungan Neny dengan Mudiono mulai terjalin sekitar tiga bulan terakhir. Tuminah mengaku tidak tahu pasti asal muasal perkenalan pasangan yang terpaut usia 13 tahun itu. Mudiono sendiri sempat mendapatka­n pandangan buruk dari keluarga Neny dan tetangga. Sebab, sekitar dua bulan lalu Mudiono sempat melarikan Neny setidaknya tiga hari. ”Bahkan, keluarga sampai melapor ke polsek. Cuma akhirnya pulang sendiri,” jelasnya.

Meski begitu, Tuminah belum bisa memastikan bahwa perkara tersebut yang menjadi penyebab pembacokan yang dilakukan Mudiono. Sebab, pihak keluarga disebutnya sudah melupakan tindakan Mudiono yang melarikan gadis itu. Terbukti dengan rencana perkawinan keduanya.

Kapolsek Jogorogo AKP Budi Cahyono menjelaska­n, pihaknya masih memburu pelaku yang melarikan diri ke hutan. ”Keluarga masih kritis dan pelaku masih dalam perburuan,” ungkapnya. Polisi sudah memeriksa lelaki berinisial PR. Dia diketahui warga mengantark­an Mudiono ke rumah korban. (odi/ota/JPR/c9/nw)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia